Rekam24.com, Bogor – Institut Pertanian Bogor (IPB) membawa semangat inovasi pangan berbasis laut ke Kabupaten Malang melalui program “Dosen Pulang Kampung” (DOSPULKAM). Program ini diwujudkan lewat pelatihan pembuatan yoghurt yang diperkaya Spirulina dan karaginan di Unit Pelaksana Teknis Pembibitan dan Pengolahan Hasil Ternak (UPT PPHT), Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang.
Kabupaten Malang merupakan salah satu sentra penghasil susu terbesar di Jawa Timur, dengan produksi mencapai hampir 141 juta kilogram pada 2023. Melalui kerja sama dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan setempat, IPB menghadirkan pendekatan baru untuk mengangkat nilai tambah susu lokal dengan sentuhan teknologi pangan laut.
Tim dosen dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB — yang terdiri dari Dr. Kustiariyah Tarman, Prof. Luky Adrianto, Prof. Iriani Setyaningsih, dan Prof. Joko Santoso — menjadi motor penggerak kegiatan ini. Mereka memperkenalkan Spirulina, ganggang laut mikro kaya protein dan senyawa bioaktif, serta karaginan dari rumput laut sebagai bahan fortifikasi yoghurt lokal.
Baca Juga : Walk-In Interview BRI di IPB University Sukses Digelar, Ratusan Talenta Ikuti Seleksi
“Spirulina ini bukan hanya pewarna alami, tapi juga superfood laut yang mampu meningkatkan kandungan protein dan manfaat kesehatan pada yoghurt,” jelas Prof. Iriani.
Dr. Kustiariyah menambahkan, pengembangan produk olahan seperti ini membuka peluang baru dalam diversifikasi pangan lokal. “Kami ingin masyarakat bisa menghasilkan produk fungsional bernilai jual tinggi dari bahan yang tersedia di sekitar mereka,” ujarnya.
Sementara itu, Prof. Luky Adrianto menekankan bahwa pangan laut atau blue foods merupakan salah satu pilar penting dalam menjaga ketahanan dan kedaulatan pangan nasional. Hal itu diamini oleh Prof. Joko Santoso yang menyoroti potensi besar rumput laut Indonesia sebagai komoditas strategis untuk industri pangan inovatif.
Baca Juga : Pemkot Bogor Pastikan Bantuan Pemprov Jabar untuk Jalan Longsor Batutulis dan Porprov 2026
Kegiatan ini melibatkan para ibu rumah tangga di sekitar UPT PPHT. Mereka dilatih mulai dari proses fortifikasi yoghurt dengan Spirulina dan karaginan, uji organoleptik, hingga analisis kelayakan ekonomi produk. Selain meningkatkan keterampilan teknis, pelatihan ini bertujuan mendorong tumbuhnya usaha rumahan berbasis olahan susu.
Kepala UPT PPHT, drh. Hari Gunadi, menyambut baik inisiatif ini sebagai bentuk sinergi antara pendidikan tinggi dan sektor peternakan lokal. “Teknologi ini sangat mungkin diterapkan langsung oleh masyarakat, khususnya pelaku UMKM di sektor olahan susu,” ujarnya.
Melalui pendekatan ekonomi biru yang menggabungkan potensi laut dan kekuatan lokal, IPB berharap model pelatihan ini dapat direplikasi di wilayah lain. Program DOSPULKAM pun menjadi bukti nyata kontribusi kampus dalam penguatan ekonomi berbasis inovasi dan kearifan lokal.