36 Siswa SD di Bogor Selatan Alami Mual dan Pusing, Diduga Keracunan MBG

Puluhan siswa dari tiga sekolah dasar di wilayah Bogor Selatan dilarikan ke Puskesmas Bogor Selatan setelah mengalami gejala mual, pusing, dan muntah usai mengonsumsi MBG

Rekam24.com, Bogor – Puluhan siswa dari tiga sekolah dasar di wilayah Bogor Selatan dilarikan ke Puskesmas Bogor Selatan pada Jumat (14/11) setelah mengalami gejala mual, pusing, dan muntah usai mengonsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG).

Kepala UPTD Puskesmas Bogor Selatan, dr. Maria Yuliana, menjelaskan hingga pukul 13.30 WIB total ada 36 siswa yang mendapatkan penanganan medis. Mereka berasal dari SDN Batutulis 2, SDN Batutulis 3, dan satu siswa dari SD Lawang Gintung. “Yang datang hari ini sejumlah 35 anak, 11 dari SDN Batutulis 2 dan 24 dari Batutulis 3. Lalu sekitar pukul 13.10 WIB ada satu anak lagi dari SD Lawang Gintung,” jelasnya, Jumat (14/11).

Rombongan pertama yang datang berjumlah enam siswa dengan gejala mual, pusing, dan dua di antaranya muntah. Setelah dilakukan observasi selama 15 menit, datang kembali rombongan berikutnya dengan jumlah hampir 15 anak. “Kami lakukan triase seperti biasa. Anak-anak yang aman kami pisahkan, sedangkan yang bergejala berat kami masukkan ke ruang perawatan,” ujar dr. Maria.

Baca Juga : Dukung Command Center, Disdukcapil Gelontorkan Rp.3 Miliar 

Dari seluruh siswa yang diperiksa, tiga anak masih menjalani perawatan intensif di dalam puskesmas, termasuk satu siswa yang mengalami buang air besar berdarah. “Yang lainnya dengan gejala serupa sudah pulang. Hanya satu yang sampai saat ini masih kami tangani dengan infus,” tambahnya.

Pihak puskesmas telah mengamankan sampel makanan yang dikonsumsi para siswa, termasuk muntahan untuk keperluan pemeriksaan laboratorium. Makanan tersebut berasal dari penyedia SPPG Batutulis yang memasok untuk SDN Batutulis 2, SDN Batutulis 3, dan SD Lawang Gintung.

“Anak-anak bilangnya macam-macam, tapi sebagian besar menyebut ayam rasanya kurang enak. Namun tetap harus menunggu hasil pemeriksaan laboratorium untuk memastikan penyebabnya,” tegas dr. Maria.

Hingga berita ini diturunkan, investigasi terkait dugaan keracunan makanan masih berlangsung dan menunggu penjelasan resmi setelah hasil laboratorium.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *