Rekam24.com – Carut Marutnya sistem Penerimaan Peserta Didik Baru, yang menggunakan jalur prestasi di Dunia pendidikan di Kota Bogor menjadi sorotan. Yang disebabkan adanya salah satu murid dari kategori prestasi tidak lulus.
Murid yang mendapatkan nilai tertinggi ini, saat melakukan test. Selain itu, murid ini banyak mendapatkan prestasi di Kota Bogor maupun nasional. Namun tetap hasilnya tidak lulus juga dan harus mengubur cita-citanya masuk ke sekolah yang dia inginkan yaitu di SMP N 9 Kota Bogor.
Orangtua murid tersebut, kecewa selama proses prestasi yang diraihnya hingga nasional ini. Padahal dari awal sudah disiapkan berka-berkasnya, mental, fisik dan semuanya.
“Secara psikologis sebagai orangtua saya kecewa, Anak saya pake japres yang nasional, disamping prestasi itu ada rekomendasi japres prestasi cabor lain juga. Terus masuk pake online sudah masuk di verifikasi hari ke 3 dan tes di hari jumat pagi,” kata dia, yang tidak mau disebutkan namanya, Rabu (28/06/23).
Menurutnya, waktu test cabor pakai test di bidang olah raga, bahkan adu fisik juga sama yang lain. Anehnya lagi, saat test cabor anaknya tidak lolos.
“Saya mengajukan kenapa ga tes tanding katanya ga usah biar adil dan sudah tau mana yang bagus dan tidaknya. Kalau begitu percuma juga ada test, dengan sistem jalur prestasi, kalau hanya formalitas, dan akhirnya ketika pengumuman anak saya malah tidak lulus dari japres,” kesal dia.
Ia mengatakan, alasan anaknya tidak lulus karena letak rumahnya di kabupaten di luar kota karena jatahnya sedikit untuk luar kota.
“Sedangkan score online banyak yg di bawah anak saya dan yang perlu di tanda tanya kenapa tidak terbuka yg score di bawah anak saya pakai sertifikat tingkat apa dan ko bisa japres diperhitungkan lewat zonasi juga dan tidak terbuka dari secara awal dijelaskan saat pengarahan tatap muka jatah japres dan lain-lainnya setiap dalam dan luar kotanya,” tambah dia.
Dari 37 pendaftar hanya 9 orang yang di terima. Tapi masalahnya score yang diterima anaknya di atas dan di bawahnya banyak.
“Kan kalau begini buat apa ada jalur prestasi begini kenapa begitu karena kasian dong seandainya ada di pelosok anak-anak yang berprestasi dan sertifikat tidak abal-abal dan bisa di buktikan anaknya berprestasi terhalang juga dengan zonasi,” pungkas dia. (Tim).