Rekam24.com – Pembangunan jembatan Warung Pala, Kelurahan Muarasari, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, kembali bermasalah.
Kali ini permasalahan muncul karena adanya deviasi negatif yang mencapai angka 10 persen.
Padahal terget pembangunan Pembangunan jembatan Warung Pala, Kelurahan Muarasari, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor harus beres dalam 4 bulan sampai bulan agustus.
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Bogor melayangkan teguran pertamanya kepada pelaksana proyek pembangunan Jembatan Warung Pala, Kelurahan Muarasari, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, yang sebelumnya ambruk
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor Rena Da Frina mengatakan, saat ini progres pekerjaan pembangunan Jembatan Warung Pala memang mengalami keterlambatan. Di mana, saat ini DPUPR telah melayangkan surat teguran pertama kepada pelaksana proyek.
“Sudah teguran pertama, Muara Sari lambat dan deviasinya sudah diatas 10 persen negatif,” kata perempuan yang kerap disapa Rena pada Selasa, (04/07/2023).
Menurut Rena, alasan keterlambatan pekerjaan hampir sama dengan sebelumnya yakni aea masalah di internal mereka hingga faktor hujan.
“Saya tidak terima kalau alasanya hujan, harusnya ketika kalian mengambil proyek di Kota Bogor sudah tahu dan memprediksi, itunganya sudah jelas, kalau di Kota Bogor kota hujan,” cetus Rena.
Atas masalah yang terjadi, pihaknya meminta kepada pelaksana proyek agar melakukan akselerasi dan meminta untuk mengganti metode pengerjaan.
“Karena batas waktunya sampai Agustus, kita buat kaya mini schedule, untuk percepatan selama dua minggu kedepan, kalau gak keburu harus buat deviasi lebih kecil dari -10,” kata dia.
“Kalau misalnya deviasi masih diatas -10 persen ya teguran kedua, selama dua minggu, kalau sudah teguran ke dua putus kontrak,” sambung Rena.
Namun demikian, langkah putus kontrak merupakan opsi terakhir karena dianggap
Kemungkinan terburuk yang harus diambil DPUPR.
“Kalau memang bisa push mereka (kami berikan kesempatan), karena kalau putus kontrak sakit semuanya, warga juga susah, akses juga jadi tertunda, kita gak mau kaya gitu. Kita mau kasih efek jera agar tak main-main dalam proyek ini, mau berapapun besaran proyek itu tanggungjawabnya sama yakni kepentingan untuk warga,” jelas dia.
Diketahui, jembatan yang berada di Jalan Raya Tajur, Gang Warung Pala, RT 04/02, Kelurahan Muarasari, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor ambruk pada Senin, (27/2).
Informasi yang dihimpun, kejadian jembatan penghubung dua kampung antara RW 02 dan 07 ini ambruk terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur di wilayah tersebut.
Kepala BPBD Kota Bogor, Teofilo Patrocinio Freitas mengatakan, kejadian jembatan ambruk ini dilaporkan terjadi sekitar pukul 07:30 WIB.
Diketahui, kejadian ini berawal dari tanah longsor setinggi 10 meter yang berdampak ambruknya jembatan penghubung antara RW 02 dan 07.
“Akibat hujan dengan intensitas tinggi yang menyebabkan tanah longsor, dan berdampak ambruknya jembatan,” kata pria yang akrab disapa Theo.
Akibat kejadian jembatan ambruk ini, dijelaskan Theo, material longsoran dan jembatan sempat menghalangi sebagian aliran Sungai Cibalok.
Meski begitu, saat ini petugas sudah melakukan pembongkaran dan pembersihan material jembatan ambruk.
“Penanganan di lokasi kejadian sudah dilakukan Personel TRC BPBD Kota Bogor. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini,” tandas Theo. (Tim).