Rekam24.com, Bogor—Pemerintah Kota Bogor memastikan pembelian lahan trase baru untuk jalan alternatif Batutulis akan dilakukan tahun ini dengan anggaran mencapai Rp26 miliar.
Proyek ini menjadi salah satu fokus utama dalam perubahan APBD 2025 mengingat urgensinya dalam menjamin keamanan dan kelancaran lalu lintas di kawasan rawan longsor tersebut.
Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menjelaskan bahwa pengalihan trase menjadi keputusan yang tak bisa ditunda setelah sejumlah kajian menyimpulkan bahwa jalur lama—yakni Jalan Saleh Danasasmita—sudah tidak layak untuk digunakan.
Baca Juga : Jalan Baru Batu Tulis Kota Bogor Dimulai 2026
“Tahun ini adalah pembelian lahan trase baru Batu Tulis. Nilainya Rp26 miliar. Saya pikir itu dulu ya yang paling urgent,” kata Dedie usai menghadiri rapat paripurna pengesahan Perubahan APBD 2025 di DPRD Kota Bogor.
Dedie menerangkan, pengalihan trase tersebut sudah mendapat sejumlah rekomendasi teknis dari kementerian dan instansi terkait, termasuk PDAM, yang menyatakan kondisi jalur lama sangat rawan dan berbahaya untuk digunakan kembali. Oleh karena itu, Pemkot memutuskan untuk mencari dan menetapkan lahan baru yang dinilai lebih aman sebagai jalur pengganti.
“Jadi mungkin kemarin-kemarin ada keraguan apakah jalan lama masih bisa dilalui atau tidak. Ternyata dari hasil kajian beberapa instansi, termasuk PDAM, sangat rawan dan tidak memungkinkan lagi untuk dipakai. Makanya kita harus alihkan trase ini,” tegasnya.
Baca Juga : Jalan Batu Tulis Ambles, Pemkot Bogor Tunggu Kajian Geologi Sebelum Perbaikan
Meski pembelian lahan dilakukan tahun ini, pembangunan fisik jalan akan dimulai secara penuh pada tahun 2025. Namun, tahapan seperti pematangan lahan dan proses cut and fill diupayakan sudah bisa dilakukan secara simultan mulai tahun ini.
“Pembangunannya sendiri kalau dilihat tentu harus dimurnikan di tahun 2025. Tapi sambil simultan nanti kita coba pematangan lahan, cut and fill, dan sebagainya itu kita bisa mulai dari tahun ini,” lanjut Dedie.
Saat ditanya soal akses kendaraan roda dua (R2) di jalur tersebut, Dedie mengatakan pihaknya masih memastikan aspek teknis seperti kekuatan TPT dan sistem drainase sebelum membuka akses sementara. Ia menegaskan pentingnya menghindari pembukaan jalur secara gegabah yang justru bisa menimbulkan risiko lebih besar.
Baca Juga : Pembebasan Lahan dan Transformasi Lokasi Longsor Batu Tulis Menjadi “Leuweung Batu Tulis”
“Kita pastikan dulu bahwa secara teknis, kalaupun kendaraan roda dua nanti lewat, TPT-nya sudah kuat. Air yang selama ini menekan itu diberikan saluran yang proper. Jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan karena kita buru-buru tetapi risikonya besar,” jelasnya.
Terkait dukungan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Dedie menyebut bahwa bantuan provinsi tidak bisa digunakan untuk pembelian lahan, namun akan difokuskan pada tahap pembangunan fisik jalan dengan nilai hampir setara.
“Pak Wakil Wali Kota sudah negosiasi dengan Pak Gubernur, dengan provinsi, DPRD provinsi, Sekda dan dinas terkait. Bantuan provinsi ini ditujukan untuk pembangunan tapi nilainya kurang lebih sama. Jadi kurang lebih sudah kita hitung, pembelian lahan Rp26 miliar, pembangunan Rp22 miliar,” ungkap Dedie.
Baca Juga : Pemkot Bogor Sambut Dukungan Pemprov Jabar Tangani Longsor Batu Tulis
Ia menambahkan bahwa kawasan pinggiran trase baru tersebut juga akan ditata menjadi kawasan hijau melalui program Leuweung Batutulis, sebagai bagian dari konsep tata ruang yang lebih berkelanjutan.
“Artinya pembebasan lahan di Pemkot, kalau pengerjaan di Gubernur. Ya, kurang lebih 50-50 seperti yang dijanjikan oleh Gubernur,” pungkas Dedie.