Rekam24.com, Bogor – Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat (Jabar), Purwanto, turun langsung meninjau lokasi ambruknya atap SMKN 1 Cileungsi, Kabupaten Bogor, Rabu 10 September 2025.
Peristiwa yang terjadi ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung itu mengakibatkan puluhan siswa mengalami luka ringan, sebagian di antaranya masih dirawat di rumah sakit.
Menurut Purwanto, robohnya atap diduga disebabkan oleh faktor usia bangunan serta material penutup atap yang terlalu berat.
Baca Juga :Terungkap! Kebakaran Kios Pecel Lele di Gunung Putri Ternyata Dibakar Cucu Korban Sendiri
“Bangunan ini dibangun pada 2015 ketika masih dikelola kabupaten. Atapnya memakai genting plentong glesur, bukan metal, sehingga bebannya lebih berat. Baja ringan yang menopang pun tampak bergelombang dan tidak mampu menahan tekanan,” ujarnya, Rabu 11 September 2025.
Ia memastikan kerusakan hanya terjadi pada bagian atap, sementara struktur dinding gedung masih dalam kondisi aman.
“Temboknya masih bagus, cukup diganti dengan baja ringan dan atap baru,” jelasnya.
Baca Juga : BRI BO Jakarta Pondok Indah Berbagi Bingkisan di HPN 2025
Meski demikian, Purwanto belum dapat memastikan adanya kelalaian pihak kontraktor saat pembangunan.
Menurutnya, perencanaan dan pelaksanaan proyek akan ditelusuri lebih lanjut.
Untuk memastikan proses belajar tetap berjalan, Dinas Pendidikan mendorong pihak sekolah menerapkan sistem kelas bergilir, moving class, atau pembelajaran daring.
Baca Juga :Kemensos Salurkan Bantuan Rp62 Juta untuk Ahli Waris Korban Madrasah Ambruk di Ciomas
“Ada 36 rombongan belajar dengan empat kelas. Ini harus segera diatasi agar siswa tidak kehilangan hak belajarnya,” kata Purwanto.
Ia menambahkan, sebagian besar siswa hanya mengalami lecet, terkilir, atau patah ringan, dan seluruhnya kini dalam kondisi stabil.
Purwanto juga menyampaikan bahwa Gubernur Jawa Barat telah menginstruksikan seluruh sekolah segera melaporkan jika ada bangunan yang dinilai membahayakan.
Baca Juga :Atap Kelas SMKN 1 Cileungsi Ambruk, Siswa: Awalnya Saya Kira Gempa
“Pengawasan akan diperketat. Begitu ada sekolah dengan kondisi yang tidak aman, harus segera direhabilitasi. Keselamatan siswa tetap menjadi prioritas utama,” tegasnya.
Saat ini, Dinas Pendidikan bersama pihak terkait tengah mempersiapkan langkah perbaikan agar gedung SMKN 1 Cileungsi dapat kembali digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.