Rekam24.com, Bogor – Tingginya penggunaan kendaraan pribadi yang terus bertambah di tengah terbatasnya ruas jalan di Kota Bogor, kepadatan lalu lintas atau kemacetan lalu lintas bukan merupakan hal baru.
Pada peak hour atau jam sibuk, di beberapa jalan protokol, jalan arteri, atau bahkan jalan penghubung lainya sering mengalami kemacetan lalu lintas.
Bahkan saat akhir pekan pun beberapa kawasan Kota Bogor dipenuhi kendaraan baik roda dua, roda empat, hingga angkutan umum.
Baca Juga : BRI KC Pancoran Dorong Transformasi Digital Perbankan Melalui BRImo
Kondisi dan situasi itu membuat Dinas Perhubungan Kota Bogor terus melakukan upaya mencari solusi.
Melalui kajian teknis, akademis, riset dan data Dishub Kota Bogor melakukan Kajian Dan Manajemen Rekayasa Lalu Lintas Kawasan Rawan Kemacetan dan Kecelakaan di Kota Bogor.
Alhasil, dari kajian yang dilaksanakan pada tahun anggaran 2025 dengan jumlah Rp.90 juta didapatkan hasil 5 kawasan di Kota Bogor menjadi biang kemacetan.
Baca Juga : PDBI Kota Bogor Gelar Muskotlub, Zenal Abidin Resmi Gantikan Denny Mulyadi Jelang Porprov 2026
Kepala Dinas Perhubungan Kota Bogor Sujatmiko Baliarto mengatakan bahwa lima kawasan tersebut mayoritas berada di pusat kota.
“Rawan Kemacetan, Kawasan Simpang Empang, Kawasan Pasar Bogor, Kawasan Stasiun Bogor dan Alun-Alun, Kawasan Pasar Merdeka, Kawasan Warung Jambu,” ujarnya kepada Rekam24.com, Senin (17/11/2025).
Dari kajian itu diperlukan berbagai tindak lanjut yang setiap kawasan memiliki kebutuhan yang berbeda diantaranya pengadaan pemasangan rambu, marka, pedestrian, trotoar, cctv , penertiban parkir liar, penyediaan parkir, evaluasi dan penataan angkutan umum, penataan PKL dan monitoring real time.
“Iya jadi dalam kajian itu juga disusun rekomendasi strategis dalam upaya peningkatan kinerja dan keselamatan jalan melalui pendekatan manajemen dan rekayasa lalu lintas,” pungkas Jatmiko.
Selain mengidentifikasi titik atau kawasan di Kota Bogor yang masuk kategori rawan kecelakaan dan kemacetan juga dilakukan analisa faktor penyebab, mengevaluasi kinerja lalu lintas, merumuskan sosial manajemen untuk aplikasi yang efektif mengurangi kemacetan dan menekan kecelakaan.
“Kemudian hasil akhirnya memberikan rekomendasi kebijakan dan tindak lanjut yang dapat diimplementasikan oleh Pemkot Bogor Dinas Perhubungan dan stakeholder terkait guna meningkatkan keselamatan dan efisiensi transportasi di wilayah tersebut,”tukasnya.










