Ketua DPRD Kabupaten Bogor Sastra Winara Dorong Gerakan Tanam Pohon Massal

Sastra Winara, mendorong seluruh elemen masyarakat untuk terlibat aktif dalam gerakan penanaman vegetasi sebagai bagian dari upaya mitigasi lingkungan

Rekam24.com, Bogor – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bogor, Sastra Winara, mendorong seluruh elemen masyarakat untuk terlibat aktif dalam gerakan penanaman vegetasi sebagai bagian dari upaya mitigasi lingkungan.

Dalam kegiatan penanaman pohon di Megamendung, Kabupaten Bogor, pada Jumat, 21 November 2025, ia menegaskan bahwa keberadaan tanaman merupakan sumber kehidupan yang tak tergantikan bagi makhluk hidup di bumi.

“Penanaman pohon ini harus menjadi gerakan bersama. Jika masyarakat terlibat secara menyeluruh, maka dampaknya bagi lingkungan akan sangat signifikan,” ujarnya dalam kegiatan tersebut pada Jumat, 21 November 2025.

Baca Juga : Taman Safari Bogor Banjir, Tim Operasional Gerak Cepat

Sastra Winara juga menyinggung kisah panjang mengenai lahan negara di kawasan Megamendung yang sempat dikuasai secara ilegal. Lahan tersebut kini berubah menjadi ruang pemulihan ekologis dan harapan baru bagi masyarakat sekitar.

Transformasi kawasan itu ditandai dengan hadirnya EIGER Adventure Land, sebuah kawasan ekowisata yang dibangun dengan konsep keberlanjutan.

Area yang sebelumnya menjadi titik konflik agraria kini disulap menjadi ruang wisata alam yang memberikan manfaat ekologis, edukatif, dan ekonomi.

Baca Juga : Kota Bogor Pionir Kota Bebas Sampah 2026, Mulai Bangun Proyek PSEL

Kehadiran EIGER Adventure Land disebut menjadi contoh nyata bagaimana pemanfaatan lahan negara dapat diarahkan untuk mendukung pelestarian alam sekaligus memberdayakan masyarakat.

Selain menciptakan ruang wisata, kawasan ini juga memainkan peran penting dalam rehabilitasi lahan dan penambahan tutupan vegetasi.

Pemerintah daerah berharap keberhasilan transformasi lahan di Megamendung dapat menginspirasi pengelolaan kawasan lain di Kabupaten Bogor, terutama daerah-daerah yang memiliki riwayat konflik lahan atau kerusakan lingkungan.

Baca Juga : Ratusan Lubang PETI Dibongkar Selamatkan Ekosistem Gunung Salak, Kemenhut Tegas Berantas Aktivitas Ilegal 

“Pemulihan seperti ini adalah bukti bahwa jika pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat bekerja bersama, maka kita dapat membuka babak baru pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan,” kata Sastra Winara.

Gerakan penanaman pohon di Megamendung diharapkan menjadi langkah awal untuk memperkuat mitigasi perubahan iklim, mengurangi risiko bencana, serta meningkatkan kualitas lingkungan hidup di Kabupaten Bogor.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Dr. Suharyanto, memberikan penjelasan terkait kondisi kebencanaan nasional yang semakin menuntut penguatan mitigasi.

Ia mengungkapkan bahwa dalam satu tahun, Indonesia mengalami tidak kurang dari 3.000 kejadian bencana, dan 93 persen di antaranya merupakan bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, longsor, dan cuaca ekstrem.

“Dalam sebulan terakhir saja, kita sudah menghadapi banjir bandang dan longsor di berbagai wilayah. Di Nduga, Papua, longsor mengakibatkan 23 korban meninggal dunia. Di Cilacap, khususnya Majenang, longsor menelan 23 korban dan hingga hari ini baru 20 yang ditemukan. Pencarian terus dilanjutkan sampai hari kesebelas. Sementara di Banjarnegara, masih ada 18 saudara kita yang belum ditemukan,” kata Suharyanto.

Ia menambahkan bahwa dari tiga pengalaman penanganan bencana besar tersebut, penanggulangan bencana saat tanggap darurat hingga rehabilitasi dan rekonstruksi dinilai semakin baik berkat sinergi antara pemerintah pusat, daerah, TNI-Polri, sektor swasta, akademisi, serta para relawan.

Namun demikian, ia menegaskan bahwa mitigasi sebelum bencana tetap menjadi prioritas yang harus terus dipelihara dan ditingkatkan. Salah satu upaya tersebut adalah melalui penanaman vegetasi secara serentak yang dilaksanakan pada kegiatan ini.

Menurut data BNPB, terdapat 216.070 batang pohon yang ditanam secara serentak di berbagai provinsi, melibatkan sedikitnya 2.980 personel dari unsur pemerintah, relawan, TNI-Polri, dan masyarakat.

Suharyanto menegaskan bahwa program ini telah dirancang mengikuti kaidah ekologis dengan menggabungkan vegetasi bernilai lingkungan dan ekonomi.

“Harapannya, vegetasi yang bernilai ekonomis dapat memberi manfaat langsung untuk peningkatan ekonomi masyarakat di sekitar lokasi penanaman,” ujarnya.

Kegiatan ini juga bertepatan dengan Hari Pohon Sedunia yang diperingati setiap 21 November. Suharyanto mengingatkan bahwa gerakan menanam pohon telah diinisiasi sejak 1872 sebagai bagian dari upaya menjaga bumi.

“Pohon bukan hanya penghias lanskap; ia adalah ekosistem, penopang keseimbangan iklim, penjaga sumber air, dan benteng pertama saat bencana datang,” tegasnya.

Sementara itu, transformasi lahan negara di kawasan Megamendung yang sebelumnya sempat dikuasai secara ilegal kini menjadi simbol pemulihan melalui keberadaan EIGER Adventure Land, sebuah kawasan ekowisata berkelanjutan. Lokasi yang dahulu menjadi titik konflik agraria telah berubah menjadi ruang hijau yang mendukung konservasi alam dan memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Pemerintah daerah berharap keberhasilan transformasi ini dapat menjadi model bagi daerah lain dalam pengelolaan lahan dan mitigasi bencana berbasis vegetasi. Gerakan penanaman pohon di Megamendung disebut sebagai langkah strategis memperkuat ketahanan lingkungan di tengah tingginya risiko bencana hidrometeorologi di Indonesia. (ADV)

Rinciannya meliputi:

Banten: 14.500 bibit pohon keras dan buah

Jawa Barat: 123.720 bibit pohon keras, buah, mangrove, dan vetiver

Jawa Tengah: 68.250 bibit pohon keras dan buah

Jawa Timur: 20.000 bibit pohon keras dan buah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *