Rekam24.com -Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, secara tegas menyatakan bahwa mantan Presiden RI Joko Widodo beserta keluarganya sudah tidak lagi menjadi bagian dari PDIP. Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers terkait evaluasi Pilkada 2024 yang digelar pada Rabu sore, 4 Desember 2024.
Dalam kesempatan tersebut, Hasto mengungkapkan bahwa keputusan ini bukan tanpa alasan. Menurutnya, cita-cita partai yang telah diperjuangkan sejak lama dinilai sudah tidak lagi sejalan dengan kebijakan maupun praktik politik yang dijalankan Joko Widodo selama menjabat sebagai Presiden RI. Hasto menegaskan, “PDIP memiliki ideologi yang jelas dan berakar pada perjuangan rakyat. Namun, apa yang dilakukan Presiden Joko Widodo di beberapa tahun terakhir semakin menunjukkan perbedaan prinsip yang signifikan.
Pernyataan ini muncul di tengah situasi politik yang semakin dinamis menjelang Pilkada 2024, di mana partai-partai politik berlomba memperkuat posisinya. Hasto juga menyebut bahwa evaluasi ini merupakan bagian dari upaya PDIP untuk menjaga konsistensi ideologis partai.
Baca Juga : Rayakan Malam Tahun Baru 2025 Dengan Kemeriahan Chocoland di Bigland Bogor Hotel
Sementara itu, keputusan ini menuai beragam tanggapan dari publik dan pengamat politik. Sebagian menilai bahwa pernyataan ini mempertegas jarak yang semakin lebar antara PDIP dan Joko Widodo, yang sebelumnya dikenal memiliki hubungan erat dengan Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDIP. Sebagian lainnya melihat langkah ini sebagai strategi politik PDIP untuk menegaskan kembali independensinya sebagai partai yang berakar pada cita-cita perjuangan rakyat, bukan pada figur tertentu.
Selain membahas posisi Jokowi dan keluarganya, Hasto juga menyinggung pentingnya memperkuat konsolidasi internal PDIP menjelang Pilkada 2024. Menurutnya, partai ini harus tetap solid dalam menghadapi berbagai tantangan, termasuk menjaga kepercayaan masyarakat di tengah persaingan politik yang semakin ketat.
“PDIP adalah partai ideologis, bukan partai pragmatis. Kami terus berjuang untuk kepentingan rakyat dengan tetap berpegang pada Pancasila dan ajaran Bung Karno. Oleh karena itu, setiap keputusan yang kami ambil, termasuk terkait hubungan dengan figur-figur tertentu, harus berdasarkan prinsip tersebut,” tegas Hasto di akhir konferensi pers.