Angkat Isu ‘Public Defense Dissertation’, Patar Situmorang Raih Gelar Doktor Managemen di FEB-UPH

Patar Situmorang berhasil meraih gelar doktor setelah sukses mempertahankan disertasinya tentang "Prospek Sinergi Businees Transformation, Service Innovation Capability, Service Delivery dan Dynamic Capability terhadap Corporate Sustainability yang Dimoderasi oleh Digital Transformation dengan hasil sangat memuaskan.

Rekam24.com, Jakarta –  Patar Situmorang berhasil meraih gelar doktor setelah sukses mempertahankan disertasinya tentang “Prospek Sinergi Businees Transformation, Service Innovation Capability, Service Delivery dan Dynamic Capability terhadap Corporate Sustainability yang Dimoderasi oleh Digital Transformation dengan hasil sangat memuaskan.

Dalam sidang promosi doktor program studi Manajemen Universitas Pelita Harapan (UPH), pada Senin (4/8/2025) yang lalu diketuai Dra. Gracia Shinta S. Ugut, MBA, Ph.D yang sekaligus Dekan FEB-UPH dengan Promotor, Dr. Drs. John Tampil Purba, M.M, dan Ko-Promotor, Dr. Ir. Evo Sampetua Hariandja, M.M. Sedangkan tiga openen ahli yakni Prof. Dr. Hendrawan Supratikno, MBA, Prof.Dr.Drs. Ardi, M.M.S.I., Ak., CA, Prof. Rosdiana Sijabat, S.E., M.Si., Ph.D dan Dr. Keni, SE., M.M.

Patar Situmorang, Fotoi/Istimewa
Patar Situmorang, Fotoi/Istimewa

Dalam sidang promosi doktor tersebut pria yang juga founder dari Alumni USU Jabodetabek Peduli (AUJP) dalam sidangnya menyampaikan bagaimana keberlanjutan perusahaan dibentuk oleh kombinasi tekanan eksternal dan faktor-faktor internal organisasi sebagai perusahaan strategis. dalam paparannya, pria yang memiliki hobi bersepeda ini memaparkan banyak perusahaan milik negara maupun swasta mati sebelum usia emasnya. Perusahaan tersebut juga menjadi representasi nyata dari organisasi yang tidak mampu mempertahankan keberlanjutan (corporate sustainability) di tengah dinamika lingkungan bisnis, sosial, dan teknologi.

Baca Juga : Pemkab Bogor Dorong Konsumsi Pangan Lokal Bergizi

Keberlanjutan ini terjadi salah satu perusahaan energi di Indonesia yang tercermin dari kemampuannya dalam mengelola transformasi bisnis, menghadirkan inovasi layanan, serta menjaga layanan publik di seluruh Indonesia. Banyak perusahaan yang sustanibility, dimana perusahaan tersebut mampu menyesuaikan diri dengan perubahan teknologi, regulasi, sosial, dan lingkungan. Dalam disertasinya juga, Patar mengutip dari Teece (2007), organisasi yang tidak membangun Dynamic Capability akan tertinggal karena tidak mampu memindahkan, mengintegrasikan, dan mengkonfigurasi sumber daya secara adaptif.

Namun, keberlangsungan dimasa depan sangat bergantung pada kemampuannya mengelola perubahan yang lebih kompleks melalui kapabilitas dinamis dan transformasi digital. Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh sinergis antara Business Transformation (BT), Service Innovation Capability (SIC), dan Service Delivery (SD) terhadap Corporate Sustainability (CS), yang dimediasi oleh Dynamic Capability (DC) dan dimoderasi oleh Digital Transformation (DT). Data dikumpulkan dari 400 manajer PLN pada level manajemen dasar , menengah dan atas yang dianalisis dengan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) – Analysis of Moment Structures (AMOS) 29. Sinergi BT, Diperlukan pengembangan konsep Corporate Sustainability yang lebih baik.

Dengan Variabel BT, SIC, SD, DT dan CS diharapkan dapat menjadi penggerak dalam tercapainya CS pada perusahaan energi di Indonesia. Hasil pengujian menunjukkan bahwa BT, SIC, dan SD secara signifikan berpengaruh terhadap DC (H1, H3, H5 diterima), tetapi tidak langsung berpengaruh terhadap CS (H2, H4, H6 ditolak). DC sendiri tidak memiliki pengaruh langsung signifikan terhadap CS (H7 ditolak), namun terbukti memediasi pengaruh BT, SIC, dan SD terhadap CS (H11, H12, H13 diterima).

Baca Juga : Pemkab Bogor Dilirik Daerah Lain, Jadi Contoh Optimalisasi Pajak Kendaraan

Sementara itu, DT mampu memoderasi pengaruh BT dan SIC terhadap DC (H8, H9 diterima), namun gagal dalam memoderasi hubungan SD terhadap DC (H10 ditolak). Ketidakmampuan DT dalam memoderasi pengaruh SD terhadap DC diduga karena bersifat operasional dan berfokus pada aspek teknis di lapangan, yang tidak otomatis selaras dengan inisiatif digital berbasis sistem. Ketimpangan ini mengindikasikan adanya kesenjangan digital di tingkat pelaksana layanan, yang belum sepenuhnya terintegrasi dengan transformasi digital organisasi secara strategis.

Disisi lain, fungsi moderasi dari Digital Transformation bersifat selektif, dimana pengaruhnya terbukti efektif hanya dalam memperkuat relasi BT dan SIC terhadap DC, tetapi tidak signifikan dalam pengaruh antara SD dan DC. Secara keseluruhan, hasil penelitian ini menegaskan bahwa Dynamic Capability memiliki peran kunci sebagai penghubung strategis antara transformasi bisnis, inovasi layanan, dan service delivery dalam upaya mencapai keberlanjutan perusahaan secara komprehensif, terintegrasi, dan simultan. ()

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *