Rekam24.com – Pada setiap tanggal 2 Oktober, seluruh masyarakat Indonesia merayakan Hari Batik Nasional. Peringatan ini tidak hanya menjadi ajang untuk mengenakan batik sebagai simbol cinta budaya, tetapi juga momen untuk mengingat perjuangan bangsa dalam mempertahankan warisan leluhur.
Batik, dengan berbagai motif dan corak yang memikat, telah melekat dalam kehidupan masyarakat Indonesia, mulai dari upacara adat, busana resmi, hingga pakaian sehari-hari.
Hari Batik Nasional pertama kali ditetapkan pada tahun 2009, setelah batik resmi diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia.
Baca Juga : Marissa Haque Meninggal Dunia, Dunia Hiburan dan Politik Indonesia Berduka
Pengakuan ini bukanlah pencapaian yang mudah. Butuh perjuangan panjang dan upaya dari berbagai pihak agar dunia internasional melihat betapa kaya dan bernilainya tradisi batik bagi Indonesia.
Dari Masa Kerajaan Hingga Mendunia
Batik telah dikenal di Indonesia sejak zaman kerajaan-kerajaan Jawa seperti Mataram dan Majapahit.
Pada masa itu, batik hanya dikenakan oleh keluarga kerajaan dan golongan bangsawan sebagai simbol status sosial. Setiap motif batik yang dikenakan juga memiliki filosofi khusus, yang melambangkan kebijaksanaan, kekuatan, hingga kesucian hati.
Baca Juga : KPU Kota Bogor Tegaskan Batas Pengeluaran Kampanye: Maksimal Rp 72 Miliar per Paslon
Seiring berjalannya waktu, seni batik menyebar ke masyarakat luas dan berkembang menjadi tradisi yang hidup di banyak daerah di Indonesia.
Setiap wilayah, seperti Solo, Yogyakarta, Pekalongan, Cirebon, dan Madura, memiliki motif dan corak batik yang khas. Batik pun tidak hanya terikat pada pakaian, tetapi juga menjadi inspirasi pada berbagai produk seperti aksesoris, tas, sepatu, dan kerajinan tangan lainnya.
Pengakuan UNESCO dan Kebanggaan Bangsa
Tanggal 2 Oktober dipilih sebagai Hari Batik Nasional karena pada hari itulah, pada tahun 2009, UNESCO menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi.
Baca Juga : Tahun 2025 PPOPM Seleksi Atlet Panjat Tebing dan Wushu
Pengakuan ini menandai batik sebagai salah satu kebanggaan bangsa yang layak dijaga dan dilestarikan.
Sejak saat itu, batik tidak hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga semakin populer di dunia internasional.
Desainer-desainer terkenal mulai mengadopsi motif batik dalam koleksi mereka, dan batik Indonesia pun kerap hadir di panggung-panggung mode dunia.
Baca Juga : Tahun 2025 PPOPM Seleksi Atlet Panjat Tebing dan Wushu
Melestarikan Batik di Era Modern
Peringatan Hari Batik Nasional bukan hanya sekadar simbol, tetapi juga panggilan bagi generasi muda untuk lebih mencintai dan melestarikan batik.
Di era modern ini, batik telah bertransformasi menjadi busana yang dapat dikenakan pada berbagai kesempatan, baik formal maupun santai.
Tak hanya itu, inovasi dalam desain dan teknik pembuatan juga terus berkembang, menghasilkan motif-motif batik yang segar dan sesuai dengan tren masa kini.
Pemerintah dan berbagai komunitas juga aktif dalam mempromosikan batik melalui pameran, festival, dan lomba-lomba desain batik.
Upaya ini bertujuan agar batik tetap relevan dan menarik minat generasi muda, sehingga keberadaannya tetap lestari sepanjang masa.
Merayakan Kebanggaan Bersama
Hari Batik Nasional menjadi ajang bagi masyarakat Indonesia untuk mengenakan batik dengan bangga.
Di sekolah, kantor, dan berbagai instansi, batik dipakai sebagai busana resmi pada tanggal 2 Oktober. Peringatan ini juga diisi dengan berbagai acara, seperti pameran batik, workshop pembuatan batik, hingga peragaan busana batik yang menampilkan karya-karya desainer lokal.
Dengan merayakan Hari Batik Nasional, kita tidak hanya mengapresiasi keindahan dan keunikan batik, tetapi juga mengakui bahwa batik adalah bagian penting dari identitas budaya bangsa yang patut dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang.