Rekam24.com – Masyarakat hari ini sedang di ramaiakan oleh pernyataan se-orang gus yang membuly penjual Es Teh di acara pengajian, yang ramai di media sosial. Badan Eksekutif Mahasiswa Republik Indonesia menyoroti sosok Gus yang notabene seorang ulama.
Dari video yang viral ini, terlihat Gus Miftah yang sedang memberi tausiyah di tengah acara dia mengolok-ngolok pedagang ES yang sedang berjualan dengan sebutan yang bertulisan dari media sosial dengan bahasa kasar. Tentunya, hal ini menjadi perbincangan yang hangat bagi maayarakat, hampir semua nya mencela prilaku gus miftah karna perlakuan nya terhadap penjual Es Teh.
Menurut Ketua BEM Republik Indonesia, Mukhtar masalah tersebut, tidak bisa didiamkan, apalagi sosok Gus ini, merupakan fugure dari sosok ulama yang menjadi panutan bagi umat.
Baca Juga : Sukabumi Dilanda Cuaca Ekstrem, Banjir dan Longsor Terjang Beberapa Wilayah
“Sebagai seorang tokoh yang diangkat menjadi utusan presiden di bidang agama, Gus Miftah seharusnya menyadari bahwa posisinya bukan sekadar jabatan formal, melainkan tanggung jawab besar yang membawa konsekuensi moral, etika, dan sosial, terutama bagi rakyat Indonesia,” kata Muktar, Rabu 04 November 2024.
Sayangnya, beberapa tindakan dan pernyataan Gus Miftah akhir-akhir ini justru jauh dari harapan tersebut. Sikap atau perilakunya tidak hanya mencerminkan kurangnya sensitivitas terhadap posisi yang ia emban, tetapi juga mencederai kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah yang seharusnya mengedepankan, etika, dan akhlak serta moralitas dalam memilih tokoh untuk posisi strategis.
Ia mengatakan, alih-alih menjadi sosok teladan yang menjembatani perbedaan, Hal ini bukan hanya tidak pantas bagi seorang tokoh agama, tetapi juga berpotensi merusak citra pemerintah dan institusi yang ia wakili.
Tugas utusan presiden di bidang agama, kata dia, bukanlah sekadar jabatan prestisius, melainkan amanah yang berat dan harus diemban dengan penuh tanggung jawab. Jangan biarkan perilaku atau keputusan yang tidak sesuai merusak nilai luhur agama yang seharusnya dijaga.
“Kami Badan Eksekutif Mahasiswa Republik Indinesia (BEM RI) mengecam dengan tegas pernyataan Gus Miftah yang bertentangan dengan nilai-nilai moral dan agama kami mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk mencopot Gus miftah dari jabatan nya,” tegas dia.
Sebagai utusan presiden di bidang agama, Gus Miftah harus menyadari bahwa perannya adalah untuk menjadi penyejuk di tengah konflik, apalagi usai pesta demokrasi digelar, dan figurenya ini sebagai penyejuk di tengah perbedaan, dan teladan bagi umat. Namun, tindakan-tindakannya yang tidak menunjukkan kebijaksanaan justru menjadi bahan pembicaraan negatif yang merusak kredibilitas pemerintah. (Umay)