Rekam24.com, Bima Arya – Dedie Rachim sudah menyerahkan jabatan wali kota kepada PJ Wali Kota Bogor Hery Antasari di Bandung, Sabtu (20/4/2024).
Selama 10 tahun Bima Arya memimpin Kota Bogor mau tidak mau suka tidak suka telah banyak capaiam yang berhasil diraih dari kemajuan Pemerintah Kota Bogor dan kemajuan Kota Bogor semakin maju.
Dari mulai pembangunan rumah tidak layak huni, akse pendidikan, kesehatan, kesejahteraan telah banyak menunjukan angka yang baik.
Tak hanya itu infrastruktur juag telah banyak kemajuan dan keindahan yang bisa dinikmati warga.
Angka kemiskinan terus menurun, angka pengangguran turun, kesenjangan sosial semakin tipis
Dari berita sebelumnya yang dirilis Pemkot Bogor dalam malam refleksi tercatat Malam Refleksi Kota Bogor 2014 – 2024 dengan tagline ‘Bogor Bisa Berlari Menata Kota, Membangun Manusia’ digelar dengan sentuhan estetik di Puri Begawan Bogor, Rabu (20/12/2023) malam.
Refleksi Kota Bogor yang dihadiri oleh ribuan tamu undangan tersebut diisi oleh pameran foto perubahan atau pembangunan dalam menata kota di Kota Bogor sebagai bentuk capaian kinerja. Selain itu juga ada berbagai penampilan seni hiburan stand up comedy dari Komika Jui Purwoto, tayangan video perjalanan 1 dekade Kota Bogor dibawah kepemimpinan Bima Arya dan nyanyian dari Sekda Kota Bogor, Syarifah Sofiah, Kadisparbud, Iceu Pujiati, Kadisperumkim, Juniarti Estiningsih, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim dan Bima Arya.
Menariknya sebelum menyampaikan sambutan dan paparan, Bima Arya tampil sebagai dirigen, konduktor atau pengaba yang memimpin sebuah pertunjukan musik orkestra melalui gerak isyarat dengan alunan musik Viva La Vida dari Coldplay.
Bima Arya mengatakan lagu Viva La Vida dari Coldplay ini menceritakan tentang pertarungan kekuasaan dan penghianatan.
“Dulu 10 tahun yang lalu ada dua hal yang selalu saya teriakan setiap kampanye setiap turun ke wilayah Gagasan dan berubah. Bogor harus berubah, kota ini harus didorong melalui gagasan kekuatan otak, bukan otot apalagi uang, gagasan dan perubahan,” tegasnya.
Namun lanjutnya, pemimpin bukan hanya sekedar mengeluarkan pikiran atau membangun gagasan, karena pemimpin tidak bisa hanya sekedar bermodalkan gagasan, karena memimpin adalah seni menaklukan jebakan, karena banyak jebakan batmen di kota-kota di Indonesia.
Jebakan-jebakan yang dimaksud adalah banyaknya berbagai kegiatan seremonial dibanding bekerja untuk perubahan, kemudian jebakan transaksional, jebakan kebersamaan, jebakan harapan dan sebagainya.
“Jebakan-jebakan itu yang bisa membuat kita terlena dan malah akhirnya tidak melakukan apa-apa,” ujarnya.
Dalam refleksi 1 dekade Kota Bogor ini juga menampilkan pameran foto dan menceritakan banyak hal.
Bima Arya menegaskan bahwa Kota Bogor itu bukan hanya tentang Bima Arya tapi tentang Istana Bogor, tentang kebun Raya, tentang Suryakencana, tentang lapangan Sempur, tentang LPM, organisasi kepemudaan, wilayah, OPD, dinas, teman-teman media, Forkompinda dan semua sehingga Kota Bogor menjadi kota yang luar biasa on the track dalam membangun pondasi kota.
“Saya ingin ke depan berlanjut siapapun itu (wali kota), nggak bongkar-bongkar, karena semua sudah on the track, yang kurang-kurang semua disempurnakan, Jadi ini keberlanjutan dan saya lihat semua calon wali kota mempunyai niat yang sangat baik dan semangat untuk melanjutkan itu,” katanya.
Yang membanggakan dalam memimpin Kota Bogor selama 1 dekade ini kata dia, diantaranya adalah kembalinya Piala Adipura ke Kota Bogor setelah puluhan tahun menghilang, menyelesaikan permasalahan GKI Yasmin yang bertahun tahun tidak terselesaikan kini berhasil diselesaikan, layanan publik yang lebih baik tidak hanya memudahkan tapi membahagiakan.
Meski demikian Bima Arya mengakui ada beberapa hal yang harus dilanjutkan dan diselesaikan oleh wali kota berikutnya, yakni pembangunan terminal, konversi angkutan kota, keberlanjutan angkutan massal Biskita dan trem, perluasan lapangan kerja, kesejahteraan dengan pengurangan kemiskinan dan sebagainya.
“Pondasinya itu semua sudah on the track, harus terus dilanjutkan. Harapan dijaga ya jangan mundur, jangan hanya mengharapkan pemerintah, Pol PP atau Dishub yang jaga, tapi semua harus jaga, kota kita, masa depan kita, ditangan kita,” katanya.
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim yang mendampingi Bima Arya di periode kedua mengaku belajar banyak dari kepemimpinan Bima Arya.
Menurut Dedie, Bima Arya merupakan pemimpin yang transformasional, baik di dalam negeri maupun diluar negeri.
“Saya pikir 10 tahun kepemimpinan Bima Arya ini memberikan banyak hasil dan mudah-mudahan ke depan akan terjadi lagi perubahan-perubahan besar yang nantinya akan mengarah kepada warga yang semakin mencintai Kota Bogor,” katanya.
Untuk melanjutkan keberlanjutan dalam penataan Kota Bogor dengan pondasi yang kuat, Dedie menyampaikan bahwa keberlanjutan perlu terus dilakukan untuk pada akhirnya adalah membahagiakan warga dengan melanjutkan pondasi yang sudah dibangun dan menambah yang harus disempurnakan.
“Ya tentu ya, saya banyak belajar. Sehingga Jangan ada keraguan untuk bisa meneruskan gagasan gagasan yang harus kita lanjutkan, Insya Allah siap,” katanya.