Rekam24.com, Kota Bogor – ‘Usaha tidak menghianati hasil,’ pepatah itu tidak berlebihan ketika kita melihat perjalanan karir seseorang yang berjuang dari bawah hingga bisa menembus hal hal yang tak pernah dibayangkan sebelumnya.
Seperti perjalanan karir Sendi Fardiansyah yang kini maju sebagai Bakal calon (Balon) Wali Kota Bogor 2025 – 2020 yang terus mempersiapkan untuk maju dalam kontestasi politik Pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024 Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor.
Ditemui di sela kegiatan menghadiri Opsi (Obrolan pemuda saat ini) yang diadakan oleh Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Bogor dengan tema Pemimpin bicara pemuda, pemuda bicara pemimpin, Sendi menceritakan perjalanan hidupnya hingga bisa berkarir di Istana Negara Kepresidenan menjadi Asisten Pribadi (Aspri) Iriana Jokowi.
Ia lahir dan menjalani masa kecilnya di sebuah pemukiman padat penduduk di dalam gang sempit, di Gang Bojong Neros samping Mal BTM, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.
Menghabiskan masa kecil di sebuah perkampungan padat penduduk, sebelum Ia dan keluarganya menjalani program transmigrasi ke wilayah Kalimantan, hingga saat ini Sendi Fardiansyah tak pernah malu menyebut bahwa dirinya sebagai anak kampung atau lahir di sebuah perkampungan padat penduduk.
Bahkan itu menjadi sebuah kebanggaan ketika dirinya yang lahir dan besar di perkampungan sebagai anak kampung bisa berkarir di Istana Negara.
“Iya saya lahir dan besar di bojong neros paledang, anak kampung dengan ekonomi keluarga kurang mampu, Alhamdulillah bisa mengakses pendidikan sampai dengan pendidikan tinggi di sekolah Sekolah Tinggi Sandi Negara (saat ini Politeknik Siber dan Sandi Negara/Poltek SSN) dan lanjut kerja di badan siber dan sandi negara,” kata Sendi kepada Rekam24.com, Jumat (22/3/2024).
Sendi yang sekitar tahun 90an bersama keluarganya pernah ikut program pemerintah transmigrasi kembali lagi ke Bogor sekitar tahun 1997 sempat mengalami masa-masa sulit dimana keluarganya harus menyesuaikan kembali dengan kondisi yang ada.
Saat itu ketika kembali ke Bogor ayahnya bekerja serabutan hingga berjualan cabai dan bawang di Pasar Anyar dan di bawah Pohon Asem Jalan MA Salmun.
Kondisi keterbatasan ekonomi itu tak menjadikanya minder apalagi berputus asa, malahan itu menjadi penyemangat motivasi untuk dirinya juga bisa mandiri.
“Iya saya dari kecil sepulang sekolah itu ikut berjualan cabai bawang membantu orangtua, ketika Sabtu Minggu berjualan bonek di Lapangan Sempur sekitar tahun 2001 dan 2002, terus berjualan di acara samenan sekolah, SMP saya jualan keripik balado, SMA ikut melatih futsal, ketika hujan juga jadi ojek payung,” ungkapnya.
Hal itu Ia lakukan bukanlah untuk mencari nafkah, namun lebih kepada memenuhi kebutuhannya sendiri untuk uang saku atau uang jajan agar tidak merepotkan orangtua. Karena lanjut Sendi untuk hidup dan makan sehari-hari jerih layah ayahnya tetap sangat Ia rasakan perjuanganya.
“Selain buat mandiri sebenarnya usaha yang saya lakukan itu the power of kepepet. Jadi saya benar benar berangkat dari bawah. Bukan dalam artian mencari nafkah untuk orang tua. Karena perjuangan orang tua itu sangat luar biasa tak pernah bisa terbayarkan. Tapi usaha yang saya lakukan lebih kepada memotivasi harus mandiri dan untuk tambahan uang saku atau uang jajan,” katanya.
Setelah lulus SMA, Sendi mencoba mengikuti tes untuk melanjutkan sekolah yang lebih tinggi di Sekolah tinggi sandi negara yang saat ini berganti nama menjadi Poltek SSN.
Pada masa iku untuk bisa lolos Ia menjalani 6 kali tes dalam kurun waktu tiga bulan. Ada berbagai hal yang Disiapkan mulai dari akademik, mental, fisik hingga psikotes dan sebagainya.
“Kenapa saya pilih sekolah kedinasan karena waktu itu alasan pertamanya adalah karena biaya. Sekolah itu saya dulu gratis, seragam dikasih, makan dikasih dan tinggal di asrama juga. Semester tiga sudah menjadi CPNS kemudian di semester delapan sudah menjadi PNS ketika itu semester akhir sudah menerima gaji. Kemudian saya ditempatkan di lembaga sandi negara,” katanya.
Di tahun 2015 kemudian Sendi mengikuti seleksi dan diterima bekerja di Istana Negara. Saat itu dirinya tidak mengetahui bahwa bakal ditugaskan sebagai asisten pribadi Iriana Jokowi.
“Iya Alhamdulillah sebagai sekretaris pribadi ibu negara kurang lebih 9 tahun sampai tahun 2024 ini,” katanya.
Ia yang bangga sebagai putra asli daerah Kota Bogor yang lahir sebagai anak kampung dan tinggal di pemukiman padat penduduk itu saat ini termotivasi untuk mengabdikan diri maju dalam kontestasi pemilihan Wali Kota Bogor 2024 akhir tahun mendatang.
Berbekal pengalaman mengurus organisasi kepemudaan di Bogor yang juga membuat berbagai gerakan pengabdian kepada masyarakat dan bekerja belasan tahun di pemerintah pusat. Sendiri merasa saat ini sudah waktunya memberikan manfaat lebih luas lagi dengan maju sebagai Wali Kota Bogor.
“Dengan belasan tahun pengalaman di pemerintah pusat bisa dibawa ke Kota Bogor dengan semangat pemuda seperti hari ini. Dengan semangat kolaborasi dengan semangat kreatifitas dan kebersamaan saya yakin Kota Bogor kedepan bisa menjadi terus lebih baik,” tutupnya.