Rekam24.com, Bogor – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengunjungi para korban ambruknya bangunan madrasah taklim saat acara maulid di Ciomas, Kabupaten Bogor, pada Minggu 07 September 2025 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor.
Dalam kunjungannya, Senin 08 September 2025, Dedi memastikan seluruh korban mendapatkan penanganan medis terbaik, baik yang dirawat di rumah sakit setempat maupun yang dirujuk ke rumah sakit di Jakarta.
“Saya lihat seluruh pasien ditangani dengan baik. Ada yang pulang untuk berobat jalan, ada yang dirawat di bengkel tulang, dan ada yang harus dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar di Jakarta karena problem kecelakaannya sangat akut. Yang penting semuanya tertangani dengan sempurna,” ujar Dedi.
Baca Juga : Tragedi Maulid di Ciomas: Korban Madrasah Ambruk Bertambah Jadi 4 Orang, 74 Masih Dirawat
Dedi menegaskan bahwa seluruh biaya perawatan korban akan ditanggung penuh oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Ia menyebut hal ini sebagai wujud kehadiran pemerintah dalam menyelesaikan persoalan publik.
“Seluruh biaya yang ditimbulkan karena perawatan ini semuanya ditanggung oleh Pemprov Jabar. Kita hadir untuk menyelesaikan problem publik,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Dedi juga menyoroti kondisi Rumah Sakit Umum Daerah di Bogor yang menjadi rujukan utama warga dari berbagai wilayah sekitar, termasuk Cianjur, Sukabumi, dan Depok. Menurutnya, beban rumah sakit sangat tinggi, apalagi banyak pasien yang tidak memiliki BPJS.
Baca Juga : 28 Korban Bangunan Ambruk di Ciomas di Rawat RSUD Kota Bogor, Rata-Rata Ibu-ibu dan Anak-Anak
“Kalau terus begini, nanti bisa kehabisan bahan dan biaya operasional. Maka kalau ada usulan rumah sakit ini dikelola Pemprov Jabar, saya menyatakan bersedia. Karena cakupan wilayah layanannya sangat besar, meliputi sekitar 14 juta penduduk,” jelasnya.
Terkait penyelidikan penyebab robohnya bangunan, Dedi menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian. Namun ia mengingatkan pentingnya standar kelayakan dan kapasitas bangunan, terutama di wilayah rawan.
“Kalau kapasitasnya 30, jangan diisi sampai 100 atau 200 orang. Dan konstruksi bangunan, apalagi di daerah tebing atau curam, harus dipertimbangkan kualitasnya. Mungkin saja karena coran bangunannya belum kokoh,” kata Dedi.
Baca Juga : Madrasah Ambruk Saat Maulid di Ciomas, Bogor, Jemaah Berhamburan, Puluhan Luka-Luka
Ia berharap kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang, dan mengimbau masyarakat serta pengelola bangunan pendidikan maupun keagamaan untuk lebih memperhatikan keselamatan konstruksi serta jumlah kapasitas ruangan.