Rekam24.com, Bogor – Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim menyuarakan pentingnya melestarikan golok sebagai warisan budaya adiluhung Nusantara.
Ia menilai golok layak diperjuangkan agar mendapat pengakuan sebagai warisan budaya dunia oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
Hal itu disampaikan Dedie saat membuka kegiatan Mahakarya Pesona Pusaka Nusantara di Lantai 2 Botani Square Mall, Kota Bogor, Jumat 01 Agustus 2025. Acara ini menjadi panggung bagi para pelestari budaya untuk menunjukkan kekayaan warisan leluhur, salah satunya adalah golok.
Baca Juga : Cek Ke Bulog, Dedie A Rachim Pastikan Stok Beras Bogor Aman hingga 6 Bulan
“Golok bukan sekadar senjata tajam, tapi simbol kebudayaan yang menyimpan nilai-nilai luhur dan filosofi mendalam,” ujar Dedie.
Ia menguraikan empat filosofi penting dalam golok: sebagai lambang keseimbangan, hubungan antara manusia dan alam, simbol kejantanan, serta peninggalan leluhur yang sarat makna.
Dedie menyatakan dukungannya terhadap gerakan Golok Road to UNESCO yang digagas oleh tokoh budaya asal Bogor, Ki Gatut Susanta.
Baca Juga : Empat Kepala Dinas Masih Kosong, Dedie A Rachim: Satu hingga Dua Bulan ke Depan Diputuskan
Ia menyebut Ki Gatut sebagai sosok yang gigih dan konsisten dalam memperjuangkan pelestarian budaya lokal.
“Beliau memiliki semangat dan ketulusan luar biasa. Pemerintah Kota Bogor tentu akan mendukung penuh upaya beliau menuju UNESCO. Dari Bogor untuk Indonesia, dari Bogor untuk dunia,” tegas Dedie.
Sementara itu, Ki Gatut Susanta selaku inisiator gerakan dan Ketua Panitia acara, memaparkan bahwa salah satu hambatan menuju pengakuan UNESCO adalah belum adanya legalisasi golok secara nasional dari Jawa Barat, meski provinsi ini dikenal sebagai pusat kebudayaan golok.
Baca Juga : Dedie Rachim Tinjau Situgede, Pemuda Penyelamat Danau Dapat Dukungan Resmi Pemkot Bogor
“Kami sudah melakukan pendekatan ke UNESCO baik di Paris maupun di Indonesia. Namun, salah satu syarat penting yang belum terpenuhi adalah pengesahan nasional. Saat ini yang sudah disahkan baru Betawi dan Banten, sedangkan Jawa Barat belum,” ungkap Ki Gatut.
Ia berharap kolaborasi antara Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta bisa menjadi kekuatan besar untuk mendorong golok masuk dalam daftar warisan budaya tak benda UNESCO.
“Tekad dari Bogor untuk dunia sudah ada sejak lama. Tinggal bagaimana kita bersatu mendorong pengesahan secara nasional,” ujarnya.
Kegiatan Mahakarya Pesona Pusaka Nusantara sendiri menghadirkan 22 stan pameran golok dari berbagai daerah.
Acara ini berlangsung selama dua hari dan diisi dengan sarasehan kebangsaan, serta lomba kreasi seni silat golok tingkat sekolah dasar yang diikuti peserta dari tiga provinsi.