Rekam24.com – Sebuah momen istimewa terjadi antara Dokter Rayendra dan mantan Wali Kota Bogor 2002-2014, Diani Budiarto, pada acara pengundian nomor urut calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor di Brajamustika, Senin (23/9/2024).
Momen cium tangan tersebut menjadi sorotan publik karena Diani, yang sebelumnya merupakan pendukung setia Dokter Rayendra, memutuskan berbalik arah mendukung calon dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Atang Trisnanto.
Diani Budiarto sebelumnya merupakan bagian dari tim sukses Dokter Rayendra selama hampir 10 bulan, sejak November 2023. Namun, pada hari terakhir pendaftaran calon, Diani secara mengejutkan berpindah kubu mendukung Atang Trisnanto.
Baca Juga : Kejati Jabar Selidiki Dugaan Korupsi Proyek Jembatan Otista Senilai Rp50 Miliar
Walaupun dunia politik kerap kali diwarnai rivalitas dan perbedaan pendapat, momen pertemuan Dokter Rayendra dan Diani Budiarto di acara tersebut menunjukkan bahwa rasa hormat dan persahabatan dapat tetap terjaga meski berbeda pandangan politik.
Dalam suasana yang hangat, Dokter Rayendra, yang berpasangan dengan Eka Maulana, tidak canggung saat bertemu Diani. Setelah penandatanganan deklarasi damai untuk memastikan kampanye yang sehat dan beretika, Dokter Rayendra langsung menghampiri Diani dengan senyuman dan mencium tangannya sebagai tanda hormat, bahkan melakukan cipika-cipiki sebagai bentuk kedekatan.
“Rasa hormat itu abadi, meskipun hidup mempertemukan kita dengan perbedaan pilihan,” kata Dokter Rayendra dengan penuh ketulusan.
Baca Juga : “Video Tak Pantas Oknum Guru dan Siswi di Gorontalo Viral, Polisi Lakukan Penyelidikan”
Pernyataan tersebut menjadi cermin kedewasaan dalam politik, di mana hubungan baik antara individu tetap terjaga meskipun posisi politik mereka berseberangan. Kedekatan antara Dokter Rayendra dan Diani tidak hanya menjadi sorotan media, tetapi juga menjadi inspirasi banyak orang untuk melihat politik dengan lebih positif.
Politik, seperti yang tergambar dalam momen tersebut, bukan sekadar soal menang atau kalah, tetapi juga tentang membangun hubungan yang saling menghargai. Diharapkan, kejadian ini dapat menjadi teladan bagi politisi lain, bahwa persahabatan dan rasa hormat bisa melampaui batas-batas pilihan politik.