Rekam24.com, Bogor – Perhimpunan Pelestarian Burung Liar Indonesia (Burung Indonesia) kembali menggelar kegiatan bulanan Weekend Birding, sebuah wadah rekreasi edukatif bagi masyarakat untuk menikmati keindahan alam sambil belajar mengamati burung di habitat alaminya.
Kegiatan kali ini berlangsung di kawasan Paralayang, Puncak, Bogor, bertepatan dengan pelaksanaan Raptor Migratory Watch 2025, agenda tahunan untuk memantau burung pemangsa (raptor) migran yang melintasi wilayah selatan Jawa Barat.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya konservasi burung pemangsa dan habitatnya. Pengamatan langsung di lapangan menjadi cara efektif untuk memahami perilaku dan peran penting raptor dalam menjaga keseimbangan ekosistem,” ujar Meiliza Laveda, Communication Officer Burung Indonesia.
Baca Juga :SMK di Tanah Sareal Terbakar Dini Hari, Diduga Akibat Korsleting Listrik
Sejak pukul 08.00 WIB, sebanyak 43 peserta hadir di lokasi yang diselimuti udara sejuk khas Puncak. Kegiatan dibuka dengan diskusi interaktif mengenai fenomena migrasi burung pemangsa di Indonesia, sebelum peserta diajak melakukan pengamatan langsung ke langit Paralayang.
Mereka menyaksikan bagaimana ratusan burung raptor mengepakkan sayap di atas perbukitan, sembari belajar mengenali jenis dan perilakunya.
Usai pengamatan, kegiatan ditutup dengan diskusi hasil observasi—para peserta dan tim Burung Indonesia saling berbagi temuan, termasuk arah migrasi dan kondisi lingkungan yang memengaruhi pergerakan burung-burung tersebut.
Baca Juga : 9 SPBU Swasta di Kota Bogor Tutup Imbas Kehabisan Stok, Pegawai Tidak Kerja
Langit Musim Migrasi
Setiap tahun, ribuan burung raptor bermigrasi dari kawasan Cina, Jepang, hingga Siberia menuju daerah tropis di Asia Tenggara untuk mencari habitat yang lebih hangat.
Diperkirakan sekitar satu juta raptor melintasi jalur East Asian–Australasian Flyway sepanjang lebih dari 7.000 kilometer. Indonesia, yang berada tepat di garis khatulistiwa, menjadi titik penting bagi burung migran untuk beristirahat dan mencari makan sebelum melanjutkan perjalanan ke selatan.
“Burung raptor merupakan predator puncak sekaligus bioindikator ekosistem yang sehat. Kehadiran mereka menandakan keseimbangan alam yang baik,” ujar Meiliza.
Baca Juga : Nasib Pekerja SPBU Swasta Dipertanyakan, Disnaker Siap Tampung Aspirasi Dan Aduan
Namun, ia menegaskan bahwa populasi burung migran kini menghadapi ancaman serius akibat alih fungsi lahan, pembangunan gedung tinggi, dan berkurangnya kawasan hutan. Banyak burung migrasi yang kelelahan atau menabrak bangunan saat melintasi jalur padat manusia.
Puncak, Jalur Lintas Raptor
Bukit Paralayang di kawasan Puncak Bogor dikenal sebagai salah satu titik strategis pengamatan burung pemangsa di Indonesia. Posisi geografisnya yang tinggi dan dikelilingi hutan alami menjadikannya lokasi ideal untuk menyaksikan burung-burung raptor migran.
Dalam kegiatan kali ini, peserta berhasil mengamati beberapa spesies seperti sikep-madu asia (Pernis ptilorhynchus), elang-alap nipon (Accipiter gularis), dan elang-alap cina (Accipiter soloensis). Selain itu, tampak pula raptor penetap seperti elang-ular bido (Spilornis cheela) dan elang hitam (Ictinaetus malaiensis).
Baca Juga : Pemkot Bogor Konsisten Tekan Inflasi
Kegiatan ini bukan sekadar wisata edukatif, tetapi juga berkontribusi pada pendataan migrasi burung raptor di Indonesia, yang penting bagi penelitian dan kebijakan konservasi jangka panjang.
Tentang Burung Indonesia
Burung Indonesia merupakan organisasi nirlaba yang berkomitmen pada upaya pelestarian burung liar dan habitatnya di Indonesia. Dengan pendekatan berbasis ilmu pengetahuan dan pelibatan masyarakat, Burung Indonesia mendorong terciptanya harmoni antara manusia dan alam.










