Rekam24.com, Bogor – Menteri Lingkungan Hidup sekaligus Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (LH/BPLH), Hanif Faisol Nurofiq, menuai sorotan usai menghadiri acara penanaman pohon dan bersih-bersih Sungai Ciliwung di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Jumat 03 Oktober 2025.
Pasalnya, Menteri Hanif diduga menghindari dialog dengan masyarakat dan penggiat lingkungan yang sebelumnya dijadwalkan berlangsung di Pasar Cisarua. Dalam surat undangan resmi, dialog itu seharusnya digelar pukul 08.30–09.00 WIB setelah kegiatan penanaman pohon. Namun, tanpa alasan jelas, agenda tersebut dibatalkan.
Sejumlah wartawan yang mencoba meminta keterangan juga dihalangi staf kementerian. Situasi ini memicu kekecewaan warga.
Baca Juga : BRI Bogor Pajajaran Serahkan Hadiah Panen Hadiah Simpedes (PHS), Nasabah Raih Mobil hingga TV LED
“Saya termasuk yang diundang. Kami ingin berdialog dari hati ke hati dengan Pak Menteri, terutama terkait ratusan warga yang kehilangan pekerjaan akibat penyegelan banyak tempat usaha di Puncak oleh Menteri LH. Kalau seperti ini, menteri kabur, sama saja tak bertanggung jawab,” kata Ketua Aliansi Masyarakat Bogor Selatan (AMBS), Muhsin.
Di waktu bersamaan, puluhan warga yang terdampak kebijakan penyegelan berkumpul di Jembatan Gadog. Mereka membawa spanduk dan karangan bunga sebagai simbol protes, berharap bisa menyampaikan aspirasi secara langsung. Namun, iring-iringan kendaraan Menteri Hanif tetap melaju menuju Tol Jagorawi tanpa menanggapi.
“Setelah mendapat informasi Menteri Hanif Faisol ke Puncak, kami turun bersama karena menjadi korban kebijakan ini. Tapi aspirasi kami tidak digubris sama sekali. Kalau perlu, kami akan menyampaikan langsung ke Presiden,” ujar Asep alias Iyong, pekerja taman yang kehilangan pekerjaan akibat hotel tempatnya bekerja di Cisarua disegel KLH.
Baca Juga : Akar Keropos, Pohon Legendaris Bogor Siap Ditebang
Iyong mengungkapkan, ia bersama puluhan pekerja lain terkena PHK karena sepinya tamu setelah hotelnya dipasangi plang oleh kementerian. “Kami mendukung pelestarian lingkungan, tapi tolong pikirkan juga perut kami dan keluarga kami,” tegasnya.