Pahlawan Tampan Dari Tanah Bogor, Tewas Dibrondong 18 Peluru Oleh Penjajah

Tijan adalah adalah pahlawan asal Kota Bogor yang tewas diberondong senjata pada saat masa penjajahan. Kini Tijan di makamkan di Cimanggu

Rekam24.com, Bogor – Bogor sebagai daerah penyanggah ibu kota memiliki lokasi strategis dasi sisi administratif maupun mobilitas. Dari Bogor juga banyak lahir para pejuang dan pahlawan yang bergerak berjuang merebut kemerdekaan dan mengusir penjajah.

Tijan Bin Syairin pahlawan tampan asal Kota Bogor ini merupakan sosok yang kharismatik. Namanya memang tidak setenar dengan pahlawan atau tokoh lain, namun perjuangan dan pergerakannya sama dengan para pahlawan dan tokoh pergerakan lainnya.

Sejak usia 8 tahun, Tijan sering menjadi mata-mata untuk mengintai keberadaan tentara Belanda pada masa itu. Usianya yang masih kanak-kanak membuat para penjajah tidak pernah curiga.

Baca Juga : BRI BO Bekasi Siliwangi Dukung Summarecon Golden Expo 2025

Setiap hasil intaianya Ia laporkan kepada laskar pejuang. Bahkan ketika beranjak dewasa Tijan pun tak berhenti terus memata-matai belanda bahkan mencuri persenjataanya.

Dari catatan sejarah yang dirangkum dari berbagai sumber, kedatangan penjajah khususnya tentara Belanda pernah memicu pertempuran karena para pejuang menolak kedatangan nya.

Sejumlah pertempuran terjadi di Cemplang, Jembatan Merah, Jalan Tentara Pelajar, Cimanggu, Air Mancur, Kota Paris, Cileungsi, Gunung Putri, Rumpin, Jasinga dan sebagainya.

Baca Juga : BRI Bogor Pajajaran Salurkan Bantuan TJSL untuk Yayasan Al-Ijtihad, Dukung Pendidikan dan Kegiatan Keagamaan

Kedatangan para penjajah itu membuat semangat Tijan semakin berkobar. Tak ada rasa takut Ia pun terus maju membela Indonesia.

Sosok Tijan merupakan pria yang taat beribadah, tinggi besar dengan rambut ikal melebih bahunya. Ia tak pernah bisa tenang ketika melihat ada teman, saudara keluarga atau bahkan tetangga dan kerabatnya kesulitan.

Anak dari Adik Tijan, Khairul saleh mengatakan bahwa Tijan pernah melakukan penyerangan ke pangkalan udara milik Belanda.

Baca Juga : Manusia Silver Kembali Beraksi, Duduki Lampu Merah Hingga SPBU

“Saya tau dari cerita ibu saya karena itu adiknya Tijan. Sosoknya emang ganteng, besar, dan berani. Dari cerita itu Pak Tijan memang sering melakukan aksi pergerakan. Waktu kecil malahan dia juga turun bergabung bersama laskar,” ucapnya.

Perjuangan Tijan pun kemudian dihentikan oleh berondong peluru oleh tentara Belanda. Saat jasadnya ditemukan ada sebitar 18 proyektil yang bersarang di tubuhnya.

Salah satu sebab dokumentasi, pakaian Tijan tidak disimpan adalah karena sebelum berperang Tijan menyedekahkan dan membagi-bagikan pakaian nya. Ia pun mengingatkan teman rekan dan warga agar tidak meninggalkan sholat bagi umat muslim.

Baca Juga : Roy Suryo Cs Jadi Tersangka! Polda Metro Jaya Ungkap Manipulasi Ijazah Jokowi

Tijan tewas oleh Tentara NICA yang berada di bawah kendali Sekutu. Setelah gugur, jasad Tidjan dibawa oleh rekan-rekan seperjuangan dari laskar rakyat ke kampung halamannya di Cimanggu, dan dimakamkan di pemakaman keluarga yang tak jauh dari rumahnya.

“Awalnya itu tidak ada yang tau bahwa Tijan tewas tertembak saat terjadi kontak senjata. Ketika penjajah itu mundur Tijan ditemukan di lokasi pertempuran dengan kondisi penuh luka tembak,” ujarnya.

Sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasanya, kampung kelahirannya di Cimanggu Lumping kemudian dinamai Gang Pahlawan Tijan yang terletak di Kelurahan Kedung Waringin, Tanah Sareal, Kota Bogor.

Kemudian, pada tahun 2016 kisah perjuangan Tidjan dalam melawan dan mengusir penjajah diangkat ke sebuah film layar lebar berjudul “Laskar di Tapal Batas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *