Rekam24.com – Perumda Transpakuan Kota Bogor meminta Pemerintah Pusat dapat mengaktifkan atau membuka dua koridor Biskita Transpakuan Bogor yang sampai saat ini belum dibuka.
Permintaan ini disampaikan menyusul Biskita Transpakuan Bogor mulai bertarif pada Sabtu, 20 Mei 2023 nanti.
Adapun, kedua koridor yang diminta dibuka yakni koridor 3 yang melayani Bubulak-Sukasari. Dan, koridor 4 melayani Ciparigi-Ciawi.
“Tentu kami berharap bisa ada pengembangan koridor lain dalam kota, yaitu Bubulak-Sukasari dan Ciparigi-Ciawi. Mudah-mudahan bisa realisasi di tahun ini,” kata Direktur Utama Perumda Trans Pakuan Kota Bogor, Rachma Nissa Fadliya.
Dijelaskan Rachma Nissa Fadliya, bukan tanpa sebab pihaknya meminta koridor 3 dan 4 dibuka. Sebab, hal itu merupakan bagian dari upaya pengembangan bisnis yang dimiliki Perumda Transpakuan Kota Bogor.
“(Sebagai) pengembangan bisnis. Ya pengelolaan shelter salah satunya,” ujar Direktur Utama Perumda Trans Pakuan Kota Bogor itu.
Sebelumnya, Badan Pengelola Transportasi Jakarta (BPTJ) secara resmi mengumumkan pemberlakuan tarif Biskita Transpakuan Bogor yang akan mulai berlaku pada Sabtu, 20 Mei 2023.
Penerapan tarif persekali jalan senilai Rp4.000 perorang itu diputuskan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 55 Tahun 2023, tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis PNBP yang Bersifat Volatil atas Layanan Angkutan Perkotaan dengan Skema Pembelian Layanan – Buy The Service (BTS) di Kementerian Perhubungan..
Direktur Angkutan BPTJ, Tatan Rustandi menuturkan, tarif Rp4.000 tersebut akan dikenakan kepada penumpang persatu kali naik Biskita Transpakuan Bogor.
Dengan begitu, jika dalam perjalanan penumpang perlu berpindah koridor atau rute maka penumpang akan dikenakan tarif lagi.
“Terkait pemberlakuan tarif integrasi dan tarif khusus untuk pelajar/lansia/disabilitas, saat ini kami masih melakukan kajian dan terus berkoordinasi dengan semua stakeholder terkait. Harapan kami kedepannya dapat segera diimplementasikan,” kata Tatan Rustandi dalam keterangan pers yang diterima, Rabu 17 Mei 2023.
Tatan Rustandi juga menyampaikan metode pembayaran Biskita Transpakuan Bogor tetap memberlakukan cashless payment menggunakan kartu non tunai seperti sebelumnya ketika masih gratis, dimana penumpang cukup menempelkan kartu nontunai di perangkat Tap on Bus (ToB)
yang ada di dalam armada Biskita Trans Pakuan.
“Metode pembayaran Biskita Trans Pakuan tetap memberlakukan cashless payment menggunakan kartu non tunai. Untuk kartu pembayaran nontunai yang dapat digunakan yaitu E-money dari Bank Mandiri, Tap Cash dari BNI, Flazz dari BCA serta Brizzi dari BRI,” jelas Tatan.
Layanan Biskita Transpakuan Bogor merupakan percontohan dari skema pembelian layanan atau Buy The Service sebagai upaya dan strategi Kementerian Perhubungan untuk menstimulan penyediaan dan pengembangan transportasi massal berkelanjutan (sustainable).
Kehadiran bus yang nyaman dan aman merupakan hal yang selalu diutamakan. Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Perhubungan yang menekankan pentingnya pengembangan angkutan massal perkotaan.
Diharapkan dengan pemberlakuan tarif Biskita Transpakuan Bogor ini dapat memberikan stimulus terhadap pelayanan angkutan umum massal lain di Kota Bogor untuk meningkatkan kualitasnya sehingga tercipta iklim persaingan yang sehat.
Disisi lain, Pemkot Bogor berencana akan menambah dua koridor untuk rute Biskita Transpakuan Bogor. Dua koridor tersebut yakni koridor 3 dengan panjang 25,4 Km dan koridor 4 dengan panjang 36 Km.
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim mengatakan, percepatan koridor 3 dan 4 pada skema BTS Biskita dianggap penting, dimana trayek yang dilayani pada koridor 3 adalah Terminal Bubulak-Sukasari/Lawang Gintung, sedangkan koridor 4 melayani Ciawi-Pomad/Ciparigi.
“BTS Kota Bogor menjadi salah satu yang terbaik di Indonesia. Bahkan load factor penumpang di BTS Kota Bogor sudah mencapai 154 persen dengan rata-rata jumlah penumpang per hari mencapai 20.412 orang perhari,” kata Dedie A Rachim.
Menurut dia, Biskita Transpakuan kini sudah menjadi moda transportasi alternatif yang begitu diminati masyarakat. Sehingga Pemkot Bogor masih memerlukan dukungan untuk menambah koridor. Total penumpang sampai dengan saat ini adalah 4.728.484 orang.
Soal sistem dua koridor tambahan itu, akan dilaksanakan melalui lelang dengan mengikutsertakan badan hukum dalam satu konsorsium melalui program konversi 3:1.
Namun tidak menutup kemungkinan melalui program lain, yaitu mengganti angkot konvensional dengan angkot listrik. Tergantung kepada nilai satu angkot listrik yang dapat mengkonversi lebih dari tiga angkot.
Jika melihat dari harga angkot listrik dibanding harga angkot kondisi saat ini, konsep lain adalah mengkonversi angkot konvensional melalui konversi atau retrovit atau membangun angkot eksisting bertenaga BBM menjadi bertenaga listrik, namun demikian tetap harus mendapat dukungan pemerintah.