Rekam24.com, Nasional – Beberapa kasus poligami kini tengah menjadi sorotan publik. Meski praktik ini diperbolehkan secara agama dan hukum di Indonesia, tidak semua kasus poligami membawa manfaat bagi keluarga.
Sebaliknya, sejumlah dampak negatif justru muncul akibat poligami. Hal ini dialami langsung oleh seorang ibu asal Bogor, yang menjadi korban praktik poligami suaminya. Ia mengaku bahwa anak-anaknya ikut terdampak secara psikologis dan emosional.
“Anak-anak seperti kurang perhatian dari ayahnya. Mereka jadi susah diatur, dan akhirnya tumbuh dalam situasi keluarga yang bisa disebut ‘broken home’,” ungkap sang ibu kepada Rekam24.com yang enggan disebutkan namanya.
Baca Juga : Kecelakaan di Tanah Baru Bogor, Truk Mundur Tabrak Pejalan Kaki dan Rumah
Ibu empat anak ini menuturkan bahwa poligami bukanlah solusi dalam pernikahan, meski ia secara pribadi sempat mengizinkannya. “Dalam hati yang paling dalam, sebenarnya saya tidak terima dan tidak ikhlas. Tapi dia selalu menggunakan dalil agama dan hukum untuk melegitimasi poligami. Saat itu saya bilang boleh, tapi syaratnya harus dengan perempuan yang lebih tua dari saya,” ujarnya sambil menitikkan air mata.
Tangisan sang ibu mencerminkan luka mendalam yang dialami. Meski secara formal memberikan izin, kenyataan bahwa suaminya berpoligami tetap meninggalkan rasa sakit. Tidak hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi anak-anak yang ikut menjadi korban.
Dampak poligami, khususnya bagi perempuan dan anak-anak, tidak bisa dianggap remeh. Meski sah secara agama dan hukum, pertanyaannya kini: apa solusi terbaik dari permasalahan ini?
Sebab dalam banyak kasus, bukan hanya perempuan yang merasakan luka secara emosional, tetapi juga anak-anak yang menjadi korban paling nyata dari perpecahan keluarga akibat poligami.
Laporan: Adi Wirman