Rekam24.com – Nur Atiah, seorang ibu berusia 49 tahun dari Kampung Margajaya, Kertamaya, Bogor Selatan, menceritakan pengalamannya saat melihat anaknya menulis.
“Alhamdulillah, dia masih bisa melanjutkan sekolah ke SMP meskipun orang tuanya hanya bekerja serabutan. Dulu, untuk menebus ijazah SD saja harus berutang sana-sini,” kata Nur Atiah pada Rabu (23/10/2024).
Bagi Nur Atiah, janji pemerintah Kota Bogor sebelumnya untuk meningkatkan kesejahteraan belum terwujud.
Baca Juga : NPCI Kabupaten Bogor Mulai Lakukan Test Parameter
“Kami masih hidup pas-pasan, yang penting masih bisa makan dan anak-anak tetap sekolah. Janji untuk menghilangkan kemiskinan tidak terwujud,” ujarnya.
Siyatmi, seorang janda yang bekerja sebagai guru mengaji di Ciparigi, Bogor Utara, juga mengungkapkan kekecewaannya.
“Katanya akan ada kenaikan honor untuk guru mengaji, tapi sampai sekarang tidak ada buktinya. Saya harus berjualan kecil-kecilan di rumah untuk menambah penghasilan,” jelas Siyatmi, yang kini hampir berusia 60 tahun.
Baca Juga : Tim Penjaringan Pendaftaran Calon Ketua KONI Kota Bogor Siap Mulai Proses Pendaftaran
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat tahun 2022, Kota Bogor berada di posisi keempat sebagai kota termiskin di Jawa Barat dengan indeks 7,10 persen. Jumlah penduduk miskin mencapai 79,2 ribu jiwa atau 7,10 persen dari total populasi. Menurut data DTKS Dinas Sosial Kota Bogor tahun 2023, persentase masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan mencapai 35,63 persen.
Calon Wali Kota Bogor 2024-2029, Rena Da Frina, menekankan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan pemberian insentif modal usaha untuk mengatasi kemiskinan.
“Saya telah menyiapkan bantuan untuk menebus ijazah sekolah serta beasiswa dari jenjang S1 hingga S3. Dengan peningkatan mutu pendidikan, kesempatan memperoleh pekerjaan yang layak akan semakin besar,” ujar Rena.
Baca Juga : Rena Da Frina Pulang Kampung: Kampanye Penuh Haru di Lebak Pasar, Dengarkan Aspirasi dan Kenangan Warga
Rena juga menambahkan, pelatihan ekonomi kreatif dan bantuan insentif usaha akan membuka lebih banyak lapangan kerja, yang pada akhirnya dapat mengurangi kemiskinan.