Rekam24, BOGOR – Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto menyebut bahwa penataan transportasi akan terus dimaksimalkan, seperti halnya rerouting dan mengurangi angkot yang usianya diatas 20 tahun .
“Kalau urusan 3:1 harus dipahami juga bahwa itu bukan hanya terkait kewenangan dan anggaran dari Pemkot. Ini juga terkait kewenangan dan anggaran dari Kemenhub, BPTJ, buy the service ini makanya program BTS ini belum berlanjut, karena keterbatasan anggaran dari pemerintah pusat,” ucap Bima, Minggu (25/2/2024).
Karena lanjut Bima, anggaran BTS tidak bisa dianggarkan oleh APBD melalui persetujuan DPRD karena anggarannya yang besar.
“Makanya kedepan lepas dari tahapan pemilu sudah ada ruang lagi bagi APBD kita. Jadi tidak akan tergantung kepada pusat, tapi memungkinkan juga dibantu dari provinsi untuk melanjutkan BTS dan 3:1 tapi ini terus berjalan, angkot listrik juga berjalan jadi harus dipahami data dan angkanya,” tutup Bima.
Sebelumya Sendi Fardiansyah yang sejak jauh-jauh hari mendeklarasikan diri untuk duduk di kursi Bogor 1 terus menunjukan keseriusannya dengan terus membuka dialog usulan bahkan melakukan survei dan riset terkait isu permasalahan di Kota Bogor.
Dalam diskusi bersama dalam adu gagasan yang digelar oleh Bogor Melaju yang juga sudah ditayangkan di Akun Instagram Bogor Melaju, Sendi yang merupakan Aspri ibu Iriana Jokowi menunjukan hasil riset dan survei pemetaan permasalahan di Kota Bogor.
“Karena kalau kita mau melihat Bogor hari ini seperti apa, kita bisa melihat hasil datanya bisa melalui riset atau hasil survei,” katanya membuka acara adu gagasan yang digelar oleh Bogor Melaju di auditorium Perpustakaan Kota Bogor pada Sabtu (25/2/2024) yang dihadiri oleh anak-anak muda dan BEM se Bogor.
Dari hasil riset dan data survei riset potensial, Sendi mengatakan ada lima isu besar di Kota Bogor, namun jika dikerucutkan lagi ada dua isu utama yang dirasakan masyarakat yakni permasalahan ekonomi sulitnya mencari pekerjaan, sempitnya lapangan kerja dan sulitnya membuka dan memulai usaha.
“Ini tantangan yang tidak mudah tapi harus diselesaikan segera. Jadi ini yang harus kita selesaikan segera,” katanya.
Sendi pun kemudian mengatakan selain ekonomi yang juga menjadi isu utama adalah kemacetan yang dirasakan di pusat kota dan tempat-tempat wisata.
“Apakah teman-teman semua merasakan kemacetan di Kota Bogor, jika iya sama dengan riset ini ada dua titik kemacetan di jalan utama, di jalan kota dan tempat wisata. Jalan utama yang ada di jalan pajajaran seputar SSA disitu ada kebun raya juga dan ini pasti beririsan lah. Ini yang dirasakan masyarakat Kota Bogor,” katanya.
Dalam setahun terakhir ini Sendi sudah berkeliling ke lebih dari 100 titik di sudut Kota Bogor.
Dari hasil berkeliling itu mayoritas masyarakat mempertanyakan soal lapangan pekerjaan.
Menurut Sendi di Kota Bogor tidak ada sektor tambang dan industri yang bisa dijadikan lapangan pekerjaan.
Namun menurutnya sektor pekerjaan yang ada di Kota Bogor ini memerlukan para pekerja.
“Jadi ini matching terkait pekerjaan yang tersedia dan kemampuan yang mencari kerja. Saya pernah bekerja di HRD, kita di HRD itu sulit mencari pekerjaan yang sesuai tapi disiplin para pekerja susah ya mencari pekerjaan. Padahal kita sama-sama membutuhkan nah itulah gep yang harus dipenuhi,” katanya.
Untuk itu Sendir menawarkan gagasan bahwa dirinya akan memulai membangun dari pinggiran kota
“Kita sudah merasakan pembangunan Bogor yang luar biasa di jaman Pak Bima sekarang di pusat kota disekitar kebun raya, balai kota, mulai dari pedestrian mulai dari adanya alun alun ke depan juga ada trem dan yang lain. Tapi apabila kita mau menjalankan kaki di sudut-sudut Kota Bogor kita akan melihat disana sangat kurang sangat minim sentuhan,” katanya.
Hal itulah menurut Sendi yang harus difokuskan dan diperhatikan agar pembangunan Bogor semakin merata dan berkeadilan.
“Dengan adanya Bogor Melaju ini merupakan waktu yang tepat buat anak-anak muda Kota Bogor. Dan yang bapak bapak ibu ibu ya juga jangan tersinggung karena semua bisa mengambil peran. hayu sama-sama semua melaju bersama Bogor melaju. Harus semua aksi enggak hanya duduk dan teori, kalaupun ada perbedaan pandangan pilihan partai itu biasa tapi yang penting bagaimana kita bisa berkontribusi untuk kemajuan kedepan,” katanya.
Comments 1