Rekam24.com, Bogor – Upaya tawuran antarpelajar di wilayah Cileungsi berhasil digagalkan aparat Kepolisian Sektor Cileungsi, Kabupaten Bogor, pada Jumat sore 25 Juli 2025.
Dalam operasi tersebut, sebanyak 16 pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) diamankan bersama tiga bilah senjata tajam jenis samurai dan golok.
Penggagalan aksi tawuran ini bermula dari laporan warga yang merasa curiga dengan sekelompok remaja yang terlihat berkumpul mencurigakan di kawasan Desa Cileungsi Kidul.
Baca Juga : Tiga Remaja Diamankan Polres Bogor Usai Terlibat Tawuran Bersenjata Tajam
Menerima informasi tersebut, Kapolsek Cileungsi Kompol Edison bersama anggotanya segera melakukan patroli dan menyisir lokasi yang dimaksud.
Sesampainya di sebuah pos ronda, petugas menemukan belasan pelajar yang tengah berkumpul.
Setelah dilakukan pemeriksaan, ditemukan senjata tajam yang disembunyikan di lokasi tersebut.
Baca Juga : Polsek Bogor Timur Gagalkan Tawuran, 5 Remaja Diamankan Beserta Sajam
Para pelajar, beserta barang bukti senjata tajam dan enam unit sepeda motor yang mereka gunakan, langsung digelandang ke Mapolsek Cileungsi untuk proses penyelidikan lebih lanjut.
Dalam pemeriksaan, para pelajar mengakui telah merencanakan tawuran dengan kelompok pelajar lain dari wilayah Klapanunggal.
Komunikasi antar kelompok dilakukan melalui media sosial, khususnya melalui akun yang dikelola oleh seorang “Admin Satoe76cills” yang memiliki sekitar seribu pengikut.
Baca Juga :Polresta Bogor Kota Tangkap 7 Remaja Terlibat Tawuran, 2 Jadi Tersangka Bawa Sajam
Ironisnya, dari pengakuan mereka, hampir seluruh pelaku tawuran mengonsumsi minuman keras, bahkan diduga mengonsumsi obat-obatan terlarang untuk meningkatkan keberanian.
Tidak hanya itu, mereka juga kerap merekam dan membagikan aksi tawuran tersebut di media sosial, bahkan melakukan siaran langsung saat kejadian berlangsung.
Kapolsek Cileungsi Kompol Edison menjelaskan bahwa para pelajar menggunakan sepeda motor sebagai alat transportasi utama dalam aksi tersebut.
Senjata tajam disembunyikan di antara kaki dan ditutupi jaket agar tidak terlihat saat berkendara.
Selain digunakan dalam rencana tawuran, keenam kendaraan tersebut juga tidak dilengkapi surat-surat dan dikendarai oleh anak di bawah umur, sehingga turut diamankan oleh kepolisian.
Selain para remaja yang terlibat, pihak kepolisian juga telah memanggil orang tua para pelajar untuk diberikan pembinaan.
Dalam sesi pembinaan tersebut, para orang tua diimbau untuk lebih memperhatikan pergaulan dan aktivitas anak-anak mereka. Selain itu, petugas juga memberikan edukasi tentang bahaya kenakalan remaja, mengingat kasus tawuran yang pernah menelan korban jiwa di wilayah tersebut.
Aparat menegaskan akan terus melakukan pengawasan ketat guna mencegah terulangnya aksi serupa, serta mengajak masyarakat untuk aktif melapor bila melihat gelagat mencurigakan di lingkungan sekitar.