Rekam24.com, Bogor – Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Galuga kembali menuai keluhan akibat kondisi tumpukan sampah yang tak terkendali dan bau menyengat yang menyebar hingga ke pemukiman warga.
Pantauan pada Minggu (25/5/2025) sore menunjukkan tidak ada aktivitas pembuangan di lokasi, namun gunungan sampah masih terlihat menjulang.
Aroma tak sedap semakin tajam usai hujan ringan mengguyur area tersebut. Aliran air lindi berwarna hitam tampak menggenangi beberapa titik di sela-sela tumpukan tanah.
Baca Juga : Pemkot dan Pemkab Bogor Sepakat Kelola Bersama TPAS Galuga
“Kalau siang atau sore, baunya suka masuk ke rumah, tergantung arah angin,” ujar Tasya, warga Cibungbulang yang tinggal sekitar dua kilometer dari lokasi TPS.
Berdasarkan data Pemerintah Kota Bogor tahun 2025, volume sampah harian di wilayahnya mencapai 800 ton. Namun, hanya sekitar 160 ton atau 20% yang berhasil dikelola, sementara sisanya dibiarkan menumpuk.
Kondisi serupa terjadi di Kabupaten Bogor. Dari total 2.700 ton sampah yang dihasilkan setiap hari, hanya 1.200 ton yang dapat ditangani. Artinya, lebih dari 1.500 ton sampah belum mendapat pengelolaan yang memadai.
Baca Juga : Kang Dechan Bantu Pembangunan 2 Fasilitas Olah Raga di Desa Galuga
Untuk mengatasi persoalan ini, Bupati Bogor Rudy Susmanto melakukan kunjungan ke Balai Kota Bogor pada Senin (19/5/2025). Pertemuan dengan Wali Kota Dedie A. Rachim ini menjadi yang pertama dalam 35 tahun terakhir, membahas rencana kolaborasi pengelolaan sampah antara dua wilayah.
“Kami membicarakan kebijakan jangka panjang agar pengelolaan sampah bisa disinergikan,” ungkap Rudy.
Sementara itu, Wali Kota Dedie menambahkan bahwa pihaknya tengah mengupayakan bantuan dari pemerintah pusat untuk membangun instalasi pengolahan sampah yang dapat menghasilkan listrik.
Baca Juga : Lakukan Audiensi dengan Sekda Askab Sampaikan Agenda Piala Bupati Bogor 2025
Lahan TPS Galuga saat ini dikuasai oleh Pemkot Bogor seluas 38,7 hektare, sementara Pemkab Bogor memiliki 3,7 hektare. Namun, kapasitas pengelolaan sampah di lokasi ini hanya sekitar 600 ton per hari—jauh dari total timbunan sampah gabungan yang mencapai 2.800 ton per hari.
Menanggapi situasi tersebut, Bupati Rudy menyatakan bahwa pemerintah tengah menyiapkan transformasi sistem pengelolaan sampah di Galuga menuju teknologi yang lebih modern.
“Hari ini, kami melanjutkan rapat teknis antara Dinas Lingkungan Hidup Kota dan Kabupaten untuk merancang konsep bersama. Ke depan, pengelolaan akan berbasis teknologi agar sampah bisa dimanfaatkan secara produktif,” tegasnya.