Rekam24.com, Bogor – Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, melakukan peninjauan ke beberapa sekolah baru di wilayah Kota Bogor pada awal pekan ini. Dalam kunjungannya ke SMP Negeri 22 dan SMP Negeri 23, Dedie menyampaikan optimisme atas dibukanya penerimaan siswa baru, sekaligus menyoroti tantangan serius terkait kekurangan tenaga pendidik.
“Ya, jadi saya meninjau SMP Negeri 22 dan 23. Tadi pertama SMP Negeri 23 dan SD Negeri Duta Pakuan. Insya Allah tahun ini kita mulai menerima siswa baru di SMP Negeri 23,” ujar Dedie, Senin (27/5).
Namun, Dedie mengungkapkan bahwa jumlah guru yang tersedia masih jauh dari ideal. “Kendala kita adalah guru baru ada 7. Sekarang di SMP 23 dan SD Negeri Cimahpar 3 itu total guru ada 11. Jadi kita sedang mencoba mencari alternatif, solusi bagaimana ketersediaan guru ini bisa memenuhi kebutuhan ke depan,” lanjutnya.
Baca Juga : Wali Kota Dedie Resmikan LBH BAS: Dorong Sinergi Pelayanan Hukum dan Penanganan Sosial di Kota Bogor
Sebagai upaya menjawab tantangan ini, Dedie menyebut pihaknya tengah mempertimbangkan penggunaan teknologi multimedia dalam proses pembelajaran. “Karena gurunya baru 7 di sana, maka kita coba metode baru dengan model multimedia, broadcast audiovisual. Mungkin nanti satu guru bisa mengajar beberapa kelas melalui metode audiovisual. Ini sebagai jalan keluar, jalan tengah manakala guru belum tersedia,” jelasnya.
Dedie juga menyoroti ketimpangan antara pembangunan fasilitas pendidikan dengan pemenuhan sumber daya manusia (SDM) pendidik. “Antara kebutuhan fasilitas pendidikan dengan guru ini kelihatannya tidak berbanding lurus. Nah ini jadi PR kita bersama,” tegasnya.
Lebih lanjut, Dedie memaparkan tantangan regenerasi guru di tengah kebijakan pemerintah pusat yang membatasi penambahan pegawai negeri. “Contohnya, dalam satu tahun, guru yang pensiun itu ada sekitar 20 orang per bulan. Jadi kalau dikali 12 bulan, sekitar 240 orang pensiun setiap tahunnya. Sementara guru pengganti tidak sebanyak itu karena sekarang masih ada kebijakan zero growth. Tidak ada penambahan pegawai negeri baru, dan dari non-CPNS juga sudah tidak diterima lagi,” ungkapnya.
Baca Juga : SPMB 2025 Siap Dimulai, Wali Kota Bogor Pastikan Proses Pendaftaran Bebas Kecurangan
Meskipun demikian, Dedie mengaku belum bisa memastikan apakah kondisi ini juga terjadi di daerah lain. “Saya belum tahu apakah kejadian seperti di Kota Bogor ini terjadi di daerah lain. Jangan-jangan di daerah lain malah ada surplus. Di Bogor justru kekurangan,” katanya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor, Irwan Riyanto, turut menyampaikan bahwa kebutuhan ideal jumlah guru saat ini mencapai angka seribu. “Idealnya 800-an guru tambahan. Sampai dengan tahun depan kita butuh seribu. Jadi saat ini ada kekurangan sekitar 800 guru,” jelas Irwan.
Dengan kondisi ini, Pemerintah Kota Bogor terus mendorong berbagai solusi inovatif, termasuk pendekatan digital, untuk menjaga mutu pendidikan tetap terjaga meski di tengah keterbatasan tenaga pengajar.