4K Jurus Jitu Pemkot Bogor Tekan Inflasi

inflasi di Kota Bogor yang jika dibanding tahun sebelumnya meningkat dan di Jawa Barat menduduki rangking kedua

Rekam24.com, Bogor – Pada 3 November 2025 Badan Pusat Statistik Kota Bogor merilis data inflasi. Hasilnya terjadi inflasi di Kota Bogor yang jika dibanding tahun sebelumnya meningkat dan di Jawa Barat menduduki rangking kedua.

Pemerintah Kota Bogor dalam hal ini Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor mengeluarkan jurus untuk tekan inflasi. Jurus 4K Pemkot Hadapi Inflasi berupa berbagai program

Plt. Kepala Bidang Ketahanan Pangan Elly Nainggolan mengatakan program 4K terus digencarkan.

Baca Juga : Pemkot Bogor Tebar 15 Ribu Bibit Ikan Langka di Sungai Ciliwung Sempur 

“kami melakukan 4K, Ketersediaan, Kelancaran distribusi, Komunikasi efektif dan Keterjangkauan harga,” tukasnya.

Hingga akhir tahun pihaknya juga akan terus melakukan operasi pangan murah. Operasi ini masih akan berlangsung di enam kecamatan se-Kota Bogor.

“Sampai dengan desember 2025 kami masih akan melakukan 15 kali gerakan pangan murah,” pungkas dia.

Baca Juga : Kasus Kekerasan Anak di Bogor, KPAID Kawal Hingga Proses Hukum dan Dampingi Korban

Sebelumnya diberitakan Badan Pusat Statistik Kota Bogor yang dirilis pada 3 November 2025 mencatat bahwa terjadi kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 109,43 pada September 2025 menjadi 109,89 pada Oktober 2025.

Sedangkan bila dibandingkan Oktober 2024 terjadi inflasi sebesar 0,08 persen. Secara tahunan hingga bulan Oktober 2025 di Kota Bogor terjadi inflasi sebesar 3,08 persen dan secara tahun kalender terjadi inflasi sebesar 2,31 persen.

Menanggapi itu, Wakil Ketua DPRD Kota Bogor Zenal Abidin mengatakan bahwa DPRD mendorong agar perangkat daerah tidak hanya reaktif ketika harga sudah naik, tetapi lebih proaktif menjaga stabilitas pasokan pangan, terutama komoditas penyumbang inflasi tertinggi seperti beras, cabai, dan telur.

Baca Juga : Inflasi Kota Bogor Tertinggi ke-2 di Jawa Barat, DPRD Minta Perangkat Daerah Proaktif

“Karena inflasi ini langsung dirasakan masyarakat, terutama kelompok berpendapatan rendah. Jadi koordinasi lintas dinas harus diperkuat. Kami akan memanggil dan mengevaluasi langkah TPID agar angka inflasi ini dapat ditekan lebih baik ke depan,”pungkasnya.

Selain itu tim pengendali inflasi dan perangkat daerah harus memandang inflasi ini sebagai sinyal peringatan untuk memperkuat koordinasi, mempercepat respons kebijakan, dan mengendalikan harga komoditas strategis.

“Kami mengajak masyarakat untuk tetap tenang dan bijak dalam berbelanja. Pemerintah Kota Bogor berkomitmen penuh untuk menjaga stabilitas harga dan daya beli,” tukasnya.

Sebelumnya diberitakan bahwa inflasi Kota Bogor Tertinggi Ke-2 di Jawa Barat, Waspada Kenaikan Harga Sembako

Kota Bogor menduduki peringkat kedua inflasi tertinggi di Jawa Barat. BPS Kota Bogor pada bulan Oktober 2025 mencatat terjadi inflasi sebesar 0,42 persen bulan ke bulan

Kepala BPS Kota Bogor Gandari Andianti mengatakan bahwa saat itu terjadi kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 109,43 pada September 2025 menjadi 109,89 pada Oktober 2025.

Sedangkan bila dibandingkan Oktober 2024 terjadi inflasi sebesar 0,08 persen. Secara tahunan hingga bulan Oktober 2025 di Kota Bogor terjadi inflasi sebesar 3,08 persen dan secara tahun kalender terjadi inflasi sebesar 2,31 persen.

Sehingga Inflasi menurut wilayah sebanyak 10 Kabupaten/Kota di Jawa Barat mengalami inflasi, tertinggi terjadi di Kota Bekasi sebesar 0,57 persen dan terendah di Kabupaten Subang dan Kota Cirebon sebesar 0,32 persen.

“Inflasi tahun ke tahun tertinggi di Kota Sukabumi sebesar 3,87 persen dan terendah di Kabupaten Subang sebesar 2,18 persen. Hingga posisi bulan Oktober Inflasi tahun kalender tertinggi di Kota Sukabumi sebesar 2,66 persen dan terendah di Kabupaten Subang sebesar 1,36 persen, Kota Bogor sebesar 2,31 persen,”pungkasnya, Selasa (17/11/2025).

Dari data itu Kota Bogor menduduki peringkat kedua inflasi tertinggi di Jawa Barat setelah Sukabumi.

“Sementara itu secara bulan ke bulan gabungan inflasi di Jawa Barat sebesar 0,45 persen dan Nasional inflasi sebesar 0,28 persen,” tukas Gandari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *