Rekam24.com, Bogor – Menteri Lingkungan Hidup (MenLH), Hanif Faisol, menyoroti lambannya operasional Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Lulut Nambo, Klapanunggal, Kabupaten Bogor, yang mangkrak hampir 10 tahun. Padahal, fasilitas ini diproyeksikan mampu menangani sampah dari empat kabupaten/kota di wilayah sekitarnya.
“Pemerintah sangat prihatin karena Lulut Nambo ini sudah lama tidak beroperasi. Padahal potensinya besar untuk mengurangi beban sampah di daerah sekitar,” ujar Hanif saat meninjau TPPAS Lulut Nambo, Rabu (20/8).
Hanif mendorong pemerintah provinsi segera mengambil langkah percepatan, terutama dengan mengoperasionalkan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF). Menurutnya, ada dua industri semen besar di sekitar lokasi yang dapat menyerap RDF dalam jumlah besar.
Baca Juga : Tinjau Lokasi Longsor Puncak Bogor, Hanif Faisol Ancam Bongkar Villa Tak Berizin
“Kalau segera diganti mesin-mesinnya, dalam waktu 3–4 bulan sebenarnya sudah bisa dioperasikan. Industri semen saja bisa menyerap lebih dari 1.000 ton per hari. Letaknya juga dekat, hanya sekitar 4 kilometer dari sini,” ungkapnya.
Ia menambahkan, hambatan yang ada lebih banyak bersifat nonteknis. Hanif juga menyebut telah mendapat informasi dari Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat bahwa Gubernur telah melakukan determinasi dan akan segera membangun kontrak baru untuk mempercepat pengoperasian.
“Harapan saya, dalam waktu yang tidak terlalu lama, bangunan yang sudah ada bisa segera dioperasionalkan. Masalah ini harus diselesaikan agar tidak berlarut-larut lagi,” tegasnya.