Rekam24.com — Program SAMISADE ( Satu Milyar Satu Desa) merupakan program andalan pemerintah daerah kabupaten Bogor yang telah bergulir sejak 2021 silam untuk mendongkrak pembangunan dan perekonomian desa agar lebih berdaya guna.
Dengan harapan, infrastruktur yang dibangun tentunya harus berkualitas baik dan tahan lama demi kepentingan masyarakat banyak. Namun, seiring berjalannya waktu tak sedikit infrastruktur jalan hasil samisade disejumlah desa, justru banyak yang ‘asal jadi’ hingga kondisinya cepat rusak.
Hal tersebut dibuktikan banyaknya aduan masyarakat melalui platform sosmed maupun media lainnya, yang mengeluhkan kondisi jalan beton samisade Didesa mereka minim kualitas, cepat rusak dan berdebu.
Akibatnya, warga kampung pasir purut RW 07 desa gadog, sebagai masyarakat penerima manfaat bantuan, mengaku resah terhadap sistem pelaksanaan samisade tanpa pengawasan kredibel. Padahal, Untuk pengawasan pekerjaan sudah menjadi kewajiban para pemerintah terkait mulai dari unsur desa dan muspika.
Salah satu warga desa Gadog, Andri (33), mengaku was-was jika manfaat betonisasi samisade dikampungnya dilakukan sembarangan tanpa pengawasan mutu dan kualitas matrial dari dinas terkait.
Pasalnya, meski terhitung 14 hari kerja setelah dilaunching tanggal 25 Juli lalu oleh desa setempat, namun proyek pembangunan jalan beton sejauh 400 meter itu, belum juga tergelar.
“Harus terang benderang proyek ini dilaksanakan dikerjakan dteliti agar bisa diterima oleh msyrkt. Karena Sampai sekarang, belum ada papan pengumuman kegiatan. masyarakat minta terbuka pengerjaan samisade”, terangnya.
Oleh karenanya warga juga mendesak pihak ketiga pelaksana program samisade yakni pemborong CV kunci indonesia, untuk melakukan penyesuaian uji mutu material beton atau jobmix design bersama dinas pupr dan pemerintah desa beserta masyarakat, sebelum menggelar pembangunan jalan dilokasi.
“Kami juga warga masyarakat tidak mau ada indikasi dibohongi tentang mutu dan kualitas beton pa. Harus ada pengjuan lab dari dinas terkait bahwa bentuk mutu beton k 250, berdasarkan jobmix design dari dinas terkait. Pemborong melaksnakan dulu sample disini diuji lab material alam masuk kriteria tersebut gak .kami sudah minta jobmix ke upt disni tapi belum ada”, jelasnya
Meski demikian, masyarakat juga mengaku bersyukur menjadi penerima manfaat bantuan pemerintah daerah melalui program samisade, sehingga mampu mendorong peningkatan sektor ekonomi diwilayahnya.
“Bahwa kami penerima manfaat kami Sangat bersyukur bahwa ada dari Pemda buat bangun jalan untuk kepentingan jalan masyarakat. untuk pemborong kami minta kualitas k 250 sesuai berdadarkan hasil uji lab,” tandasnya
Sebab kualitas sembarang beton jalan, dikhawatirkan tidak berusia langgeng sehingga kondisi jalan akan kembali rusak dan berlubang. Selain membahayakan keselamatan pengendara, kondisi jalan beton terkikis juga akan menimbulkan dampak polusi udara kotor dan berdebu, yang mengancam penyakit ISPA.
“Kekhawatiran takutnya pengrjaan tidak sesuai spek.kualitas beton tidak sesuai mutunya .nanti umur jalannya pun tidak lama. Sayang anggaran besar tapi jalan ga lama rusak lagi. Nanti banyak debu.polusi ke pengendara bisa sebabkan ISPA” tutup Andri.
Sementara hingga berita ini diturunkan, Pelaksana dari CV kunci yang diketahui bernama Heri, masih belum bisa di konfirmasi oleh tim pelaksana dari dinas pemda kabupaten Bogor .