Rekam24.com – Memasuki tahun ke 6 World Cleanup Day, sampah masih menjadi permasalahan secara global yang dialami oleh berbagai negara di dunia, tentunya negara berkembang seperti Indonesia masih punya tantangan dari hulu ke hilir dalam menangani isu persampahan di Tanah Air, bahkan budaya mengelola sampah dengan bijak dari rumah pun masih belum menjadi karakter masyarakat Indonesia.
Data tahun 2022 SIPSN (Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional) menunjukkan 229 kota/kabupaten menghasilkan timbunan sampah sebanyak 35 juta ton dengan catatan sampah tidak terkelola sebanyak 34,97% dari total timbunan sampah.
Pengelolaan sampah membutuhkan kolaborasi dan keberlanjutan untuk menghasilkan Indonesia yang lebih bijak, bersih dan bebas dari sampah.
Salah satu wujud kepedulian terhadap permasalahan sampah adalah lahirnya gerakan Hari Bebersih Sampah atau World Cleanup Day (WCD).
Di Indonesia sendiri gerakan ini telah lahir sejak 2018 oleh Let’s Do It! Di tahun 2023 ini, World Cleanup Day Indonesia kembali menggalakkan aksi cleanup serentak di 38 provinsi sampai ke wilayah kabupaten dan kecamatan yang di koordinasi oleh para Leader di daerah mulai dari tanggal 1-30 September 2023.
Andy Bahari, Leader World Cleanup Day Indonesia menyatakan, “permasalahan sampah ini
perlu solusi kolaborasi pentahelix.
“Kita semua dari berbagai latar belakang budaya, agama dan ras berbeda harus berani beraksi secara kolektif dan rill dan jangan saling tunjuk menunjuk, mari tanggung jawab dengan sampah kita masing-masing,” ujar dia.
“WCD Indonesia ke depan bergerak
tidak hanya untuk bebersih, tetapi menanamkan budaya sadar lingkungan di berbagai lapisan
masyarakat,” tambahnya.
Tim WCD nasional dengan 1700 relawan menyelenggarakan acara puncak World Cleanup Day di hari minggu (17/09) dengan 2 agenda utama yaitu aksi pungut sampah sambil jalan sehat (Plogging) di sekitar pintu barat daya Monas dan parade kampanye dari Monas menuju area
Bundaran HI dengan menyuarakan isu sampah yang terjadi di Indonesia dan di dunia bersama
social activist Cinta Laura Kiehl dan relawan dari berbagai komunitas pemerhati lingkungan
seperti Trash Ranger dan Youth Ranger Indonesia, Sea Soldier, Earth Hour, Climate Defender,
Teens Go Green, Permabudhi dan komunitas Bank Sampah.
Cinta Laura Kiehl, aktivis sosial dan lingkungan yang saat ini juga sebagai menjabat sebagai
komisaris dari perusahaan berfokus energi terbarukan PT Maharaksa Biru kembali menekankan untuk setiap generasi muda,
“kita semua harus sadar dari hal-hal kecil seperti bawa botol minum dari rumah, matikan listrik lampu, AC di rumah saat kita gak pakai, jangan menyalakan mesin motor atau mobil saat gak dipakai karena kan itu mengeluarkan karbon dioksida yang juga mempengaruhi polusi udara dan berdampak ke kesehatan kita,” tandasnya.