Rekam24.com, Bogor – Tragedi ambruknya bangunan madrasah di Desa Sukamakmur, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Minggu 07 September 2025 meninggalkan duka mendalam bagi warga.
Hingga Senin pagi 08 September 2025 tercatat 115 orang menjadi korban. Dari jumlah tersebut, 90 orang masih dirawat, 17 orang diperbolehkan pulang, dan 4 orang dinyatakan meninggal dunia.
Di balik angka tersebut, kesaksian para penyintas mengungkap suasana mencekam saat bangunan runtuh.
Baca Juga : Pelaku Penganiayaan Satpam Lansia di Depok Ditangkap, Polisi Beberkan Motif
Ela, salah satu korban selamat, menceritakan dirinya berusaha keluar dari ruangan ketika bangunan mulai roboh.
“Pas kejadian saya lihat gerbang tembok mau rubuh. Saya langsung berdiri, lihat ke atas takut ketimpa, terus lari. Kaki saya sampai terinjak-injak karena semua orang berebut keluar. Ruangan penuh banget, padahal orang di luar juga belum pada masuk,” tuturnya, Senin 08 September 2025.
Menurut Ela, acara peringatan Maulid Nabi sudah berlangsung beberapa menit sebelum kejadian.
Baca Juga : Menag Nasaruddin Umar: Korban Ambruknya Madrasah di Ciomas InsyaAllah Syahid
“Acara sudah berjalan, sudah berdoa, enggak ada bunyi apa-apa. Tiba-tiba bangunan langsung rubuh. Tiga kali longsornya: pertama di gerbang, kedua di dalam, terakhir di atap. Orang-orang banyak yang ada di lantai atas. Kirain gempa kecil, ternyata bukan,” jelasnya.
Ela mengaku bersyukur anaknya tidak berada di lokasi utama.
“Untungnya anak saya enggak turun, dia ada di lantai atas. Pas saya lihat ke depan, sudah ada tetangga berdarah-darah. Saya panik. Alhamdulillah saudara saya yang lain selamat,” katanya lega.
Sementara itu, BPBD Kabupaten Bogor memastikan kondisi lokasi sudah kondusif. Puing-puing bangunan telah dibersihkan, dan area kejadian dipasang garis polisi untuk mengantisipasi material runtuh susulan. Pemerintah daerah juga menegaskan seluruh biaya perawatan korban akan ditanggung sepenuhnya.