Rekam24.com, Bogor – Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim menyampaikan capaian 100 hari kerja dirinya bersama Wakil Wali Kota Jenal Mutaqin dalam acara syukuran Sekretariat Baru DPC Partai Gerindra Kota Bogor.
Dedie memaparkan sejumlah program prioritas yang telah dijalankan Pemkot Bogor, termasuk implementasi arahan Presiden Prabowo Subianto terkait visi besar pembangunan nasional atau Astacita.
“Saya tadi menyampaikan laporan 100 hari apa yang sudah saya lakukan bersama Pak Jenal. Penekanannya adalah bagaimana kami berupaya mensukseskan dan melaksanakan arahan Presiden, khususnya terkait Astacita,” ujar Dedie kepada Rekan24.com, Jumat 20 Juni 2025.
Baca Juga : Dedie A. Rachim Janjikan Bonus untuk Kafilah Kota Bogor Jika Raih Juara Umum MTQ 2025
Salah satu program strategis yang telah direalisasikan adalah pembentukan Koperasi Merah Putih di seluruh kelurahan di Kota Bogor.
“Alhamdulillah, koperasi ini sudah terbentuk di 68 kelurahan. Hanya tinggal menunggu peresmian pada Hari Koperasi nanti,” ungkap Dedie.
Selain itu, Pemkot Bogor juga memperluas akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan membuka layanan pemeriksaan kesehatan secara fleksibel di seluruh puskesmas.
Baca Juga : Trans Jabodetabek Jurusan Bogor- Blok M Diserbu Warga, Begini Tanggapan Dedie A Rachim
“Biasanya kami hanya buka layanan kesehatan saat HUT Kota, tapi sekarang warga bisa datang kapan saja ke puskesmas untuk memeriksakan kesehatan mereka. Kami akan layani,” ucap Dedie.
Salah satu program unggulan lainnya adalah rencana pendirian Sekolah Rakyat di kawasan Bogor Selatan. Pemkot telah mengajukan lahan seluas lebih dari 5 hektare di Kelurahan Rancamaya, eks lahan Sentra Agribisnis, meskipun lahan yang datar (flat) hanya 3,1 hektare.
“Kami mohon kepada Menteri Sosial RI agar memberikan dispensasi. Karena tidak banyak kota yang punya aset tanah sampai lebih dari 1 hektare. Bogor termasuk yang beruntung. Kami harap Sekolah Rakyat bisa segera terwujud untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia, khususnya di Bogor Selatan,” terang Dedie.
Dedie juga menyampaikan kondisi pendidikan di Bogor Selatan yang masih perlu ditingkatkan, mengingat rata-rata lama sekolah masyarakat Kota Bogor saat ini baru mencapai 10,5 tahun.
“Kalau Sekolah Rakyat terwujud, warga Bogor Selatan bisa punya akses pendidikan SD sampai SLTA di wilayah mereka sendiri,” tambahnya.
Terkait program makan siang bergizi gratis (SPPG), Dedie menjelaskan bahwa implementasinya terus berkembang meski sempat diwarnai dinamika di lapangan.
“Memang kemarin sempat ada kasus keracunan, tapi sudah selesai. Saat ini kami sedang mendorong percepatan pengajuan SPPG baru. Target kita tahun 2027 bisa membangun 82 dapur untuk melayani 120 ribu siswa, termasuk ibu hamil dan anak-anak,” ujarnya.
Saat ini, dari target 82 SPPG, sebanyak 4 dapur sudah beroperasi dan 2 lainnya siap diresmikan. Tahun ini, Pemkot juga mengajukan penambahan lebih dari 10 dapur baru, sambil menyesuaikan dengan persyaratan teknis yang ditentukan.
Terakhir, saat ditanya soal kebijakan baru pemerintah pusat terkait sistem kerja ASN berbasis fleksibilitas dan work from home (WFH), Dedie menyatakan akan melakukan kajian terlebih dahulu.
“Kalau untuk kota besar dengan rumah dinas ASN yang jauh mungkin bisa diterapkan. Tapi di Bogor, rata-rata pegawai tinggalnya dekat-dekat. Jadi kami masih akan pelajari. Kalau kerja offline masih ideal, tapi kalau WFH pun kami terbuka,” pungkasnya.