Rekam24.com, USA – Strain virus flu burung H5N1 ditemukan terdeteksi dalam konsentrasi tinggi pada susu mentah dari hewan yang terinfeksi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum mengetahui berapa lama virus tersebut dapat bertahan di dalam susu.
H5N1 pertama kali muncul pada tahun 1996 tetapi sejak tahun 2020, jumlah wabah pada burung telah meningkat secara eksponensial, seiring dengan peningkatan jumlah mamalia yang terinfeksi. Strain ini telah menyebabkan kematian puluhan juta unggas, burung liar, mamalia darat dan laut juga terinfeksi.
Sapi dan kambing masuk ke dalam daftar tersebut pada bulan lalu. Ini temuan yang cukup mengejutkan bagi para ahli lantaran hewan tersebut tidak dianggap rentan terhadap jenis influenza tersebut.
Pihak berwenang di Amerika Serikat awal bulan ini mengatakan seseorang yang bekerja di peternakan sapi perah di Texas sedang dalam masa pemulihan dari flu burung setelah terpapar pada ternak.
“Kasus di Texas adalah kasus pertama di mana manusia tertular flu burung melalui sapi,” kata Wenqing Zhang, kepala program influenza global WHO dikutip dari CNA, Minggu (21/4/2024).
“Penularan dari burung ke sapi, dari sapi ke sapi, dan dari sapi ke burung juga telah tercatat selama wabah saat ini, yang menunjukkan bahwa virus tersebut mungkin telah menemukan jalur transisi lain daripada yang kita pahami sebelumnya,” sambungnya.
Ini merupakan kasus kedua di mana manusia dinyatakan positif mengidap flu burung di Amerika Serikat yang terjadi setelah virus tersebut membuat sakit hewan ternak. Hewan ternak tersebut diduga terpapar dari burung liar.
“Sekarang kita melihat banyak kawanan sapi yang terkena dampak di semakin banyak negara bagian AS yang menunjukkan langkah lebih jauh penyebaran virus ke mamalia. Virus ini juga terdeteksi pada susu hewan yang terinfeksi,” tambah Zhang.
Departemen kesehatan Texas mengatakan infeksi pada sapi tidak menimbulkan kekhawatiran terhadap pasokan susu komersial, karena perusahaan diharuskan memusnahkan susu dari sapi yang sakit. Proses pasteurisasi pada susu juga membantu membunuh virus.
“Penting bagi masyarakat untuk memastikan praktik pangan yang aman, termasuk hanya mengonsumsi susu dan produk susu pasteurisasi,” tandasnya.