Rekam24.com, Sukabumi – Banjir bandang yang melanda Kabupaten Sukabumi beberapa hari lalu diindikasikan sebagai dampak dari gangguan cuaca skala siklonik yang menghasilkan hujan lebat secara persisten.
Peneliti di Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Erma Yulihastin, menjelaskan bahwa salah satu faktor utama yang mempengaruhi kejadian ini adalah pengaruh vorteks atau sirkulasi siklonik yang terjadi di Samudera Hindia, yang terus menguat dan bergerak mendekati barat daya Jawa bagian barat.
Erma Yulihastin menegaskan agar masyarakat di wilayah Jawa Barat selatan, termasuk Banten, tetap waspada. “Potensi hujan persisten masih tinggi, terutama di daerah-daerah seperti Lebak dan Pandeglang,” ujar Erma melalui akun media sosial X pada Rabu sore.
Baca Juga : Bawaslu Kota Bogor Periksa Komisioner KPU Terkait Dugaan Suap dan Politik Uang dalam Pemilu 2024
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat, Rakhmat Prasetia, juga memberikan penjelasan lebih lanjut terkait fenomena cuaca ekstrem ini. Berdasarkan data pengamatan di Pelabuhanratu, Sukabumi, curah hujan yang tercatat antara Selasa dan Rabu pagi mencapai 150,6 milimeter, tergolong dalam kategori ekstrem. Rakhmat menambahkan bahwa selain pengaruh sirkulasi siklonik di Samudera Hindia, ada pula pengaruh bibit Siklon Tropis 95W yang berada di Laut Natuna Utara.
“Interpretasi citra radar menunjukkan bahwa awan konvektif di perairan selatan Jawa Barat mulai memasuki wilayah Kabupaten Sukabumi dan Garut sejak dinihari. Suhu puncak awan bahkan mencapai -69 hingga -75 derajat Celsius,” jelas Rakhmat. Awan konvektif ini, yang merupakan ciri khas hujan lebat, mulai meluruh pada pukul 11.20 WIB.
Menurutnya, hujan sedang hingga lebat terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Sukabumi dan Cianjur sejak dinihari hingga menjelang siang, yang menyebabkan terjadinya banjir bandang. Kejadian ini mengingatkan kita akan pentingnya kewaspadaan terhadap fenomena cuaca ekstrem yang dapat mempengaruhi wilayah pesisir dan dataran rendah, terutama saat kondisi atmosfer sedang tidak stabil.
Baca Juga : 350 Atlet Bakal Ikuti Event Pesokab Bogor 2024
Pihak BMKG dan Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN terus memantau perkembangan cuaca di wilayah tersebut dan mengimbau masyarakat untuk selalu mengikuti informasi terbaru dari instansi terkait guna mengurangi risiko bencana.
(Sumber: BRIN, BMKG)