Rekam24.com, Bogor – Pemerintah Kota Bogor melalui Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) tengah merancang program pendidikan dan pembinaan bagi anak-anak bermasalah dengan pendekatan berbasis barak militer. Program ini merupakan tindak lanjut dari instruksi Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dalam upaya menanggulangi meningkatnya kenakalan remaja di wilayah Jawa Barat.
Komandan Kodim 0606/Kota Bogor, Letkol Inf Dwi Agung Prihanto, menjelaskan bahwa rapat terbatas bersama Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, pada Selasa (6/5), turut membahas rencana implementasi program tersebut di Kota Bogor.
“Tempat yang memungkinkan untuk pembinaan adalah satuan militer yang memiliki fasilitas, seperti Yonif 315/Garuda di Gunung Batu dan Pusdiksi. Di sana tersedia barak serta instruktur yang dapat memberikan pendidikan disiplin dan wawasan kebangsaan,” ujar Dwi Agung saat diwawancarai, Jumat (9/5).
Baca Juga : Kerusakan Lingkungan di Tamansari Bogor Jadi Sorotan Gubernur Dedi Mulyadi
Ia menekankan bahwa istilah “anak nakal” tidak dikenal dalam Undang-Undang. Yang ada adalah anak yang berhadapan dengan hukum atau melanggar aturan. Oleh karena itu, menurutnya, perlu klasifikasi yang jelas untuk menentukan siapa saja yang layak mengikuti program ini.
“Harus ada rumusan yang jelas. Tidak semua anak bisa langsung dimasukkan. Misalnya, anak yang terlibat tawuran, mengonsumsi miras, atau tidak lagi bisa dikendalikan oleh orang tuanya. Tapi semuanya harus terdata dan sesuai aturan,” tegasnya.
Dandim mencontohkan kasus tawuran yang terjadi pada Sabtu sebelumnya, di mana empat remaja berusia 14 hingga 16 tahun diamankan polisi. Anak-anak seperti ini, kata dia, dapat dikumpulkan dan dibina dalam kelompok—sekitar satu peleton berisi 25 orang—sebelum masuk ke barak untuk menjalani pembinaan.
Ia juga menyoroti pentingnya peran orang tua dalam keberhasilan program. Menurutnya, tidak sedikit orang tua yang mengaku kesulitan membina anak karena keterbatasan waktu dan faktor ekonomi.
“Banyak orang tua berkata, ‘Pak, saya sibuk kerja, istri juga. Kami sudah tidak sanggup mendidik anak. Kalau bisa, mohon dibantu pembinaan di barak militer,’” tuturnya.
Saat ini, Forkopimda Kota Bogor masih menyusun aturan teknis, mekanisme pelaksanaan, dan skema penganggaran. Program ini diharapkan menjadi solusi jangka panjang terhadap persoalan kenakalan remaja, sekaligus bentuk konkret pelaksanaan instruksi Gubernur Jawa Barat.
Echa Nur