Rekam24.com, Bogor – Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutaqin, menyatakan kekecewaannya terhadap lambatnya penanganan akses jalan di wilayah Batu Tulis pasca-bencana yang menyebabkan warga setempat terisolir.
Dalam pertemuan dengan Dirjen Perkeretaapian yang turun langsung ke Kota Bogor hari ini, Jenal menegaskan perlunya percepatan pembangunan akses jalan roda dua yang aman bagi masyarakat.
“Awal-awal memang sempat kecewa. Saya kan intens bangetlah. Perintah Pak Wali Kota kawal terus, kawal terus. Sampai saya ke Cirebon ngejar Musrembang, ke Bandung, ke Dewan Provinsi Jabar, ke PUPR, bahkan hadir juga dalam pertemuan dengan DJKA Jawa Barat, Kementerian Perhubungan berkali-kali,” ujar Jenal.
Baca Juga :Jalan Baru Batu Tulis Kota Bogor Dimulai 2026
Ia mengungkapkan, sempat ada pernyataan bahwa tidak tersedia anggaran dari pihak terkait, dan ini membuat informasi antara pihak pusat dan daerah tidak sinkron.
“Statement bawahannya ini kadang-kadang tidak sama. Tidak sinkron dengan pimpinan di atasnya. Nah, kabar hari ini mendengar Pak Dirjen KAI turun ke Bogor, ini kesempatan buat saya menyampaikan kondisi sebenarnya seperti apa selama ini,” ucapnya.
Menurut Jenal, Pemkot Bogor tidak bisa melakukan tindakan konstruktif apa pun karena keterbatasan kewenangan, terutama karena tanggung jawab penanganan turap dan stabilisasi tanah berada di tangan Perkeretaapian Wilayah 1 Jawa Barat.
Baca Juga : Pembebasan Lahan dan Transformasi Lokasi Longsor Batu Tulis Menjadi “Leuweung Batu Tulis”
“Pak Wali sudah instruksikan untuk bikin jembatan motor, roda dua. Tapi nggak bisa, karena turap dan treatment tanah belum dikerjakan. Tadi langsung kami pertanyakan target penyelesaian. Jawabannya dua bulan. Tapi kami minta lagi percepatan,” tambahnya.
Jenal juga menyampaikan kekhawatiran warga yang terdampak. “Ada warga sakit yang sulit dijangkau, ambulans susah masuk, mereka seperti terisolir. Ini seharusnya bisa jadi dasar percepatan, tentu dengan DED dan timeline yang jelas,” tegasnya.
Ia meminta agar dokumen perencanaan dan timeline diserahkan segera kepada Pemkot Bogor agar koordinasi dan pelaksanaan bisa dilakukan bersama-sama.
Baca Juga : Pemkot Bogor Sambut Dukungan Pemprov Jabar Tangani Longsor Batu Tulis
“Mudah-mudahan kita bisa push lagi agar tidak sampai 1,5 bulan perbaikannya. Akses roda dua itu harus segera direalisasi.”
Pemkot Bogor sendiri, lanjut Jenal, telah menyiapkan berbagai opsi, termasuk membangun jembatan sementara dan jalur alternatif untuk sepeda motor. Namun, pembangunan itu masih terbentur dengan skema pekerjaan yang dirancang oleh PT KAI.
“Tadi kita juga bahas pembagian kewenangan. PT KAI mengerjakan bagian apa, Pemkot bagian mana. Untuk jembatan motor kita siap, untuk trase jalan baru jangka panjang juga kita siapkan. Tapi warga ini kan perlu akses tiap hari, nggak bisa ditunda-tunda,” ujarnya.
Jenal menggarisbawahi pentingnya komitmen dan komunikasi antarlembaga, agar masyarakat tak terus-menerus menjadi korban keterlambatan birokrasi.
“Karena ini bukan hanya soal turap, tapi pembuatan lereng, seperti yang disampaikan Pak Gubernur bahwa wilayah itu dijadikan sebagai Leuweung Batu Tulis, dengan ditanam pohon-pohon lokal khas Bogor.”
Ia menutup dengan menyatakan bahwa Pemkot Bogor telah menyiapkan pembebasan lahan dan infrastruktur untuk tahun depan, sesuai mekanisme anggaran.
“Kami ingin semua berjalan sesuai aturan, selamat dunia akhirat. Tapi karena perbaikan yang butuh waktu, minimal opsi alternatif akses motor ini harus segera kita realisasikan demi warga,” pungkasnya.