Rekam24.com, Bogor – Pasar tradisional, yang dahulu menjadi pusat utama perdagangan lokal, kini menghadapi tantangan besar akibat globalisasi dan perkembangan teknologi digital.
Pedagang baju di Pasar Anyar, Bogor, merasakan dampaknya secara langsung. Persaingan tak hanya datang dari toko modern dan mall, tetapi juga dari platform e-commerce besar yang menawarkan kemudahan dan harga bersaing.
Dalam menghadapi perubahan ini, beberapa pedagang mulai beradaptasi dengan teknologi digital.
Ocih, seorang pedagang baju yang sudah berjualan selama lebih dari 3 tahun, mengaku bahwa ia sudah menggunakan WhatsApp dan Instagram untuk menarik pelanggan.
“Kalo ada barang baru sih suka update di WA dan ig biar pelanggan bisa pilih dari rumah ga perlu ke sini, lebih gampang juga” ujar Siti.
Namun, tidak semua pedagang merasakan dampak positif dari digitalisasi.
Dianti, yang masih setia dengan cara jualan tradisional, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap tren belanja online.
“Sekarang banyak orang yang copypaste foto baju yang saya jual dan di bandrol dengan harga yang lebih murah, kami kan jadi susah bersaing,” katanya.
Tak hanya Dianti, pedagang lain juga merasakan hal yang sama
“Kalo saya hanya pakai WA saja, kalau shopee dan toko pedia itu belum lagian saya juga gabisa cara pakenya” ucap pedagang yang sudah merintis lebih dari 5 tahun.
Fenomena ini menunjukkan bahwa globalisasi telah mengubah pola konsumsi masyarakat.
Produk impor yang lebih murah dan beragam semakin mendominasi pasar, sementara pedagang lokal harus mencari cara agar tetap bertahan.
Ia juga mengaku menghadapi persaingan ketat dengan penjual besar dan produsen luar negeri.
“Barang dari luar negeri kadang lebih murah, padahal kualitasnya belum tentu lebih bagus. Tapi karena harganya lebih rendah, banyak pelanggan yang lebih memilih beli di sana,” jelasnya.
Meski menghadapi berbagai tantangan, para pedagang di Pasar Anyar tetap optimis bahwa pasar tradisional masih memiliki daya tarik tersendiri. Salah satu keunggulan yang mereka tawarkan adalah pengalaman belanja langsung, di mana pelanggan bisa melihat dan mencoba barang sebelum membeli.
Untuk bertahan di tengah globalisasi, para pedagang berharap adanya dukungan lebih dari pemerintah, seperti pelatihan digital, kemudahan akses teknologi, dan kebijakan yang melindungi produk lokal dari persaingan tidak sehat dengan barang impor.
Di era digital ini, transformasi menjadi kunci utama agar pasar tradisional tetap relevan. Dengan strategi yang tepat, pasar seperti Pasar Anyar bisa tetap menjadi pusat ekonomi lokal yang mampu bersaing, baik di tingkat nasional maupun global.
Rep : Echa Nur