Rekam24.com, Bogor – Jarum jam penunjukan pukul 23.30 WIB pada Minggu (29/12/2024).
Gemuruh mesin masih terdengar bising dipusat kota.
Langkah lelah para commuter terlihat menaiki Jembatan Penyebrang Orang (JPO) usang.
Baca Juga : Kecelakaan Beruntun di Depan CCM Bogor, Tidak Ada Korban Jiwa
Dari jalan barisan mereka terlihat seperti antrean semut.
Melewati Jembatan Merah orang-orang lapar terlihat sedang asyik menyantap makanan.
Sedangkan disebrang sana di Jalan Merdeka terlihat pejuang pejuang rupiah di jalan yang sedang melepas sasa kantuknya.
Baca Juga : Klasemen Sementara Liga 1 Indonesia 2024/2025: Persib Kukuh di Puncak Dan Juara Paruh Musim
Teras pertokoan menjadi ‘ranjang empuk’ baginya di bawah temaram gemerlap kota.
Sebelah tangan terasa seperti bantal berisi bulu angsa.
Dan sarung lepek, karung bekas hingga plastik jas hujan menjadi penghangat ketika angin malam datang.
Baca Juga : Arus Lalu Lintas Puncak Bogor Meningkat, 60.000 Kendaraan Melintas Sejak Tengah Malam
Ada juga yang tidur sambil memegangi perutnya
Tak sedikit juga dari mereka yang meringkuk menahan dingin
Suasana malam di pusat kota ini mungkin juga banyak terjadi di kota kota besar.
Baca Juga : Polda Jabar Siapkan Fasilitas One Way dan Patroli di Jalur Alternatif Puncak
Razia tanpa solusi bukanlah jalan keluar.
Penertiban tanpa fasilitas bukanlah penyelesaian masalah.
Mengembalikan mereka ke tempat asalnya tentu akan memutus nafkah mereka.
Yang harus disadari bersama adalah Fakir Miskin dan orang terlantar dipelihara oleh negara, bukan ditertibkan atau dirazia oleh negara.
Seorang penjual kopi yang sedang terduduk menanti si fulan membeli kopi masih terdiam.
Ketika ditanya soal keberadaan orang yang terlelap diemperan toko Ia pun tak mengenalnya.
“Emang sering disitu, ya kita juga ngerasain kalau enggak punya tempat tinggal, atau lagi merantau tidak ada uang, kerja di jalan, ya gitu tidur dimana aja yang penting bisa istirahat,” ucap pria bertopi sambil memegangi uang receh.