Rekam24.com – Sekretaris Daerah Kota Bogor bersama Kalak BPBD dan Disperumkim hari ini meninjau progres pembangunan 38 rumah hunian tetap (huntap) untuk korban bencana di Empang, yang dimulai sejak 2023.
Pembangunan ini merupakan bagian dari upaya relokasi warga yang tinggal di bantaran sungai, yang sebenarnya tidak boleh digunakan untuk permukiman.
“Warga yang terdampak harus pindah, karena tinggal di kawasan yang tidak diperbolehkan untuk perumahan.Melalui komunikasi dengan BNPB, akhirnya muncul program huntap, dan pemerintah harus menyediakan lahannya,” ujar Sekda.
Baca Juga : Laga Penentu: Prediksi Skor Timnas Indonesia vs Australia
Proses pencarian lahan untuk pembangunan huntap ini sudah berlangsung sejak 2023. Beberapa alternatif lahan sempat dipertimbangkan, namun banyak yang tidak memenuhi syarat tata ruang, seperti lahan terbuka hijau yang tidak diperuntukkan untuk perumahan.
Akhirnya, lahan seluas 4.000 meter persegi di Pamoyanan dipilih sebagai lokasi pembangunan.
“Alhamdulillah, lahan yang ada cukup untuk membangun 38 rumah. Dana seluruhnya berasal dari BNPB, sementara pemerintah daerah bertanggung jawab atas pembangunan infrastruktur pendukung seperti jalan, tembok penahan tanah (TPT), serta koordinasi dengan PLN dan PDAM untuk pasokan listrik dan air,” tambahnya.
Baca Juga : Prakiraan Cuaca Kota Bogor Hari Ini, 10 September 2024: Hujan Ringan Diprediksi Siang Hari
Meskipun mayoritas rumah yang terkena dampak bencana berada di bantaran sungai, dan idealnya pembangunan hunian dilakukan dalam bentuk rumah bersusun, namun program huntap BNPB ini memilih untuk membangun rumah tunggal.
“Kita mengikuti standar dari BNPB yang menetapkan rumah huntap ini sebagai rumah tunggal. Ke depannya, kita akan berdiskusi dengan Disperumkim dan BKAD mengenai kemungkinan pembangunan rumah susun di sekitar sini, mengingat kebutuhan hunian masih sangat tinggi,” jelas Sekda.
Progres Pembangunan dan Target Penyelesaian
Pembangunan rumah huntap ini sudah mencapai 70-80 persen. Kontraktor menargetkan penyelesaian akhir pada bulan ini, dan serah terima kunci direncanakan pada bulan Oktober.
Baca Juga : Coach Shin Tae-yong Yakin Indonesia Siap Hadapi Australia di Kualifikasi Piala Dunia 2026
“Serah terima kunci kemungkinan dilakukan pada awal atau akhir Oktober. Kami berharap semuanya berjalan sesuai jadwal, sehingga para korban bencana bisa segera menempati hunian baru mereka,” kata Sekda.
Kekuatan Huntap Terhadap Potensi Gempa Megathrust
Terkait kekuatan bangunan huntap menghadapi potensi gempa megathrust, Sekda menyampaikan harapan bahwa Bogor bukanlah pusat gempa. Namun, kewaspadaan tetap diperlukan.
“Kita tidak tahu apakah Bogor akan menjadi epicentrum gempa. Jika epicentrum berada di dekat Bogor, tentu kita akan terdampak. Namun biasanya, wilayah yang lebih dekat dengan pantai lebih terdampak. Kami tetap berharap Bogor tidak menjadi pusat gempa, meskipun kita harus waspada,” ungkap Sekda.
Dia menegaskan bahwa tidak hanya rumah huntap, tetapi seluruh wilayah Bogor harus siap menghadapi kemungkinan gempa, dengan tetap memperhatikan peringatan dari BMKG.
Baca Juga : Gerakan ‘Anak Abah Tusuk 3 Paslon’ Muncul di Pilkada Jakarta, Anies Baswedan: Itu Hak Warga
Penghuni Sudah Terdaftar
Warga yang akan menempati huntap ini sudah terdaftar. Tidak ada penerimaan penghuni baru selain mereka yang berasal dari Empang, Batutulis, dan Lawanggintung.
“Semua penghuni sudah terdaftar. Kebanyakan dari mereka tidak memiliki lahan pribadi dan sebelumnya menempati lahan negara, sehingga tidak ada pilihan lain selain pindah ke sini,” tutup Sekda.