Rekam24.com, Bogor – Dalam upaya mengurangi kepadatan lalu lintas di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengambil kebijakan tegas dengan meliburkan operasional angkot selama dua hari pada akhir pekan ini, tepatnya Sabtu dan Minggu, 31 Mei hingga 1 Juni 2025.
“Mulai Sabtu dan Minggu pekan ini, sopir angkot di wilayah Puncak, Kabupaten Bogor, diliburkan selama dua hari. Mereka tidak perlu menarik angkot lagi,” ujar Dedi Mulyadi dalam keterangannya, Jumat (30/5/2025).
Langkah tersebut menyasar angkot dari tiga trayek utama, yakni Bogor–Cisarua, Bogor–Cibedug, dan Ciawi–Pasir Muncang. Untuk menjamin penghasilan para sopir dan pemilik angkot yang terdampak, pemerintah provinsi memberikan kompensasi tunai.
Baca Juga : Enchanting Valley Hadirkan 3 Wahana Baru, Destinasi Liburan Keluarga di Puncak Makin Seru!
Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bogor, Dadang Kosasih, menjelaskan bahwa setiap sopir dan pemilik kendaraan akan menerima dana sebesar Rp200 ribu per hari. Total bantuan selama dua hari mencapai Rp400 ribu yang ditransfer langsung ke rekening masing-masing penerima.
“200 ribu per hari. Supir dan pemilik juga dikasih subsidi. Dana langsung ke rekening,” jelas Dadang saat dihubungi Rekam24.com melalui sambungan telepon, Sabtu (31/5/2025).
Jumlah sopir dan pemilik angkot yang tercatat menerima kompensasi mencapai 703 orang. Kebijakan ini menjadi bagian dari strategi Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk mengurangi kemacetan yang kerap terjadi di kawasan wisata Puncak saat libur panjang.
Baca Juga : Lonjakan Kendaraan di Puncak Bogor, Arus Meningkat Drastis Hingga 36 Ribu Kendaraan
Menurut Dadang, pelarangan operasional angkot ini tidak hanya berlaku pada akhir pekan kali ini saja. Pihak Dishub menyatakan bahwa pembatasan kendaraan umum akan diterapkan secara rutin saat momen libur panjang ke depannya.
“Larangan ini akan berkesinambungan, khususnya saat memasuki momen libur panjang,” ungkap Dadang.
Gubernur Dedi berharap, langkah ini dapat memberikan pengalaman wisata yang lebih menyenangkan bagi masyarakat.
“Semoga dengan cara itu, wisatawan bisa berlibur dengan tenang, bahagia dan tidak stres karena kena macet,” pungkasnya.