Rekam24.com, Bogor – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor terus memantapkan langkah dalam penanganan air limbah domestik melalui pembangunan infrastruktur jaringan pipa, peningkatan kapasitas instalasi pengolahan, hingga pemanfaatan limbah menjadi sumber daya yang berguna.
Sejumlah program strategis kini tengah berjalan, seiring rencana Kota Bogor menerima bantuan pendanaan dari Bank Dunia yang diperkirakan mencapai Rp1,7 triliun.
Tahun ini, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor mulai memasang jaringan pipa air limbah di wilayah Tanah Sareal, Kayu Manis dengan nilai anggaran Rp600 juta.
Baca Juga : 30 Menit Bersama Wali Kota Bogor, Membangun Optimisme Wujudkan Bogor Beres Bogor Maju
Proyek tersebut nantinya akan diserahterimakan kepada Perumda Tirta Pakuan (PDAM) sebagai pengelola.
Kepala Dinas PUPR Kota Bogor, Juniarti Estiningsih, mengatakan bahwa pembangunan jaringan pipa ini merupakan tahap awal persiapan sebelum menerima bantuan besar dari Bank Dunia. Menurutnya, APBD tidak cukup untuk membiayai pembangunan jaringan pipa dalam skala penuh.
“Sekarang kita bergerak dalam skala komunal dan rumah tangga. Untuk jaringan pipa besar, kita menunggu bantuan itu karena dengan APBD tidak akan kuat, dan untuk itu kita sedang membangun jaringan nya yang dimulai dari kayu manis,” imbuhnya.
Baca Juga : BRI Bogor Pajajaran Kucurkan Rp240 Juta untuk Revitalisasi Masjid Al-Muslimun
Saat ini lanjut Esti pemasangan jaringan dan membuka jalan untuk pipa sedang dikerjakan.
“Sedang berjalan proyeknya. Seperti yang kita lihat di Jalan Sholeh Iskandar nanti akan sampai Kayu Manis. Sehingga kami memohon maaf jika aktivitas masyarakat terganggu. Karena ini untuk kepentingan bersama Bogor Sehat,” tukasnya.
Target Pengelolaan Air Limbah Naik dari 6 Persen menjadi 30 Persen
Baca Juga : Kuota Haji Bekasi 2026 Melonjak Jadi 3.500, Daftar Tunggu Turun dari 30 Tahun Jadi 26,4 Tahun
Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim menegaskan bahwa Pemkot tengah menyiapkan pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) skala kota di kawasan Kayu Manis.
IPAL ini akan dikelola secara profesional oleh Perumda Tirta Pakuan, dengan dukungan penyelarasan struktur organisasi di Dinas PUPR dan PDAM.
Saat ini, tingkat pengelolaan air limbah di Kota Bogor baru mencapai 6 persen.
Pemerintah menargetkan peningkatan hingga 30 persen dalam beberapa tahun ke depan, seiring masuknya dukungan teknis dan anggaran dari Pemerintah Pusat.
“Ini sebagai wujud tanggung jawab lingkungan dan kesehatan masyarakat, untuk mencegah penyakit dan kerusakan ekosistem melalui pengolahan air agar aman dibuang atau digunakan kembali,” kata Dedie.
Ia menambahkan bahwa air limbah berpotensi diolah menjadi air bersih, energi, hingga produk lain yang bermanfaat.
Lumpur Tinja Diolah Jadi Pupuk oleh UPTD PAL
Tak hanya pembangunan IPAL, Pemkot juga memperkuat pengelolaan lumpur tinja melalui UPTD Pengelolaan Air Limbah (PAL) PUPR Kota Bogor. Lumpur tinja dari sedot WC yang masuk ke fasilitas PAL kini dapat diolah menjadi pupuk, setelah melalui pemisahan antara air dan lumpur.
Kepala UPTD IPAL, Pritta Yoesniawaty, menjelaskan bahwa pengolahan dilakukan sesuai regulasi lingkungan, termasuk uji kualitas air limbah berdasarkan baku mutu sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor P.68/2016. Laboratorium UPTD PAL secara rutin melakukan analisis untuk memastikan keluaran efluen aman.
“Air yang sudah memenuhi baku mutu dapat dibuang, sedangkan lumpur tinja kami manfaatkan di area pengolahan sebagai pupuk,” katanya.
Pritta juga mengimbau masyarakat melakukan sedot tinja secara berkala, sebab septic tank yang tidak dikuras dapat mengakibatkan gangguan fungsi kakus dan mencemari lingkungan.
(Echa Nur Maulida)










