Rekam24. com, News – Dua warga Lebak Kantin RT 02 RW 07, Sempur, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor berhasil dievakuasi oleh tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor.
Saat dievakuasi kedua warga ditemukan dengan kondisi meninggal dunia.
Kedua warga tersebut bernama Titin (45) seorang perempuan yang ditemukan sekitar pukul 23.30 WIB.
Sedangkan satunya lagi atas nama Subarjatin (65) ditemukan pada pukul 03.19 WIB.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kota Bogor Hidayatullah mengatakan hujan deras yang melanda sejak kemarin sore hingga malam membuat beberapa titik mengalami bencana.
Dari data yang diterima ada 18 titik yang mengalami bencana dari mulai banjir lintasan, pohon tumbang dan longsor.
“Nah untuk longsor ada tiga TKP termasuk di lebak kantin ini, dimana disini (Lebak Kantong, Red) dua orang tertimbun dan ditemukan dalam kondisi meninggal dunia,” ujar Hidayatullah kepada wartawan, Senin, 25 Maret 2024.
Baca Juga : Tengah Malam Dedie Rachim Turun Ke Lokasi Bencana, Pastika Evakuasi Lancar
Menurut Hidayatullah peristiwa longsor di lebak kantin sendiri terjadi saat hujan deras melanda Kota Bogor dari sore hingga malam hari.
“Untuk kedua korban sudah di bawa ke rumah sakit daerah (RSUD) Kota Bogor,” ucap Hidayatullah.
Sedangkan Wakil Walikota Bogor, Dedie A Rachim pada Minggu (24/3/2024) Kota Bogor mengalami curah hujan tinggi denhan intensitas di atas 120 mili meter.
Baca Juga : Sempat Tertimbun Reruntuhan, Korban Longsor di Kota Bogor Selamat Saat Dievakuasi
“Jadi ini sebagai fenomena alam global warming dimana sebelumnya kan berhari hari kita mengalami situasi panas yang luar biasa. Hari ini hujan deras diiringi dengan angin juga,” ujarnya.
Dari laporan yang diterima dan sudah dilakukan assesesment oleh BPBD dan ditindak lanjuti oleh tanggap darurat dari BPBD, Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, PMI, Tagana serta unsur potensi SAR lainya serta para relawan dan warga terdapat 18 titik bencana di Kota Bogor.
“Ada banjir lintasan ada tanah longsor kemudian juga tpt yang rubuh dan pohon tumbang,” katanya.
Baca Juga : DPRD Pertanyakan Pusat Pemerintahan Baru, Bapperida Beri Faktanya, Bukan Urgensi Tapi Untuk Tingkatkan Pelayanan Kepada Warga
Dalam menangani bencana alam baik saat tanggap darurat, penanggulangan, hingga pemulihan, pihaknya terus melakukan upaya optimal.
“Yang pasti akan dilakukan semacam pemetaan dilakukan semacam evaluasi apakah masih mungkin ditempati atau tetapkan sebagai zona hitam,” katanya.
“Jadi kita liat dulu situasi ya seperti apa sekarang sudah gelap ya kita engga bisa menilai mungkin besok kita bisa laksanakan proses penilaian untuk memastikan apa warga apakah aman atau memang harus dipindahkan,” ujarnya.
Setelah itu akan dilakukan prosedur untuk pencegahan apabila nanti terjadi resiko resiko yang paling tinggi.
“Sejauh ini memang tadi kita laksanakan juga diskusi terbatas ya di OPD memang kalau situasi cukup deras dengan intensitas yang cukup tinggi itu rata rata permasalahan ya adalah saluran air yang tersumbat,” ujarnya
“Jadi ke depan kita harus laksanakan sebuah program yang masif untuk pembersihan saluran saluran air kemudian juga drainase termasuk kali dan sungai. Dan yang paling penting jangan lagi ada masyarakat yang buang sampah ke sungai walungan ke kali ke drainase supaya tidak terjadi hambatan.,” tutupnya.