Rekam24.com – Presiden pertama, Soekarno dikabarkan memiliki emas seberat 57 ton yang tersimpan di Bank Swiss. Konon logam mulia itu dipinjam dari Presiden AS, John F Kennedy pada 1963.
Namun, kabar mengenai emas 57 ton itu sulit dibuktikan kebenarannya. Sebab, Bung Karno mengaku hidup susah selama menjabat sebagai pemimpin Indonesia.
Pengakuan tersebut disampaikan saat sesi wawancara dengan jurnalis asal Amerika Serikat, Cindy Adams, penulis buku biografi “penulis Buku Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia”. Buku yang berjudul asli Sukarno: An Autobiography as Told to Cindy Adams itu a garap pada 1961-1964.
Baca Juga : Vonis Harvey Terlalu Ringan, Begini Kata Menteri HAM
Dalam kesempatan itu, sang proklamator mengaku gajinya hanya US$ 220. Ia pun tidak memiliki rumah dan tanah. Karenanya, wajar apabila dia hidup dari istana ke istana yang dimiliki negara.
Ia menegaskan bahwa pernah dibelikan piyama oleh duta besar saat kunjungan ke luar negeri. Duta besar itu merasa kasihan karena Sukarno memakai baju tidur yang sudah robek.
“Adakah Kepala Negara yang melarat seperti aku dan sering meminjam-minjam dari ajudannya?” ujar Bung Karno dalam buku Cindy Adams.
Baca Juga : Empat Pemain Grade Eropa Diprediksi Perkuat Timnas Indonesia
Bahkan, berdasarkan buku Cindy Adams, saking miskinnya Soekarno pernah hampir diberi gedung secara patungan oleh rakyat. Namun, dia menolak dengan alasan tidak ingin merepotkan.
Putra pertama Soekarno, Guntur Sukarnoputra, membenarkan pernyataan ayahnya itu. Dalam kolom opini di Media Indonesia yang diterbitkan 26 September 2020, Guntur menyebut jika Sukarno, sejak sebelum sampai jadi presiden, kantongnya selalu tipis.
Ia juga menyebut tak heran kalau ayahnya kerap meminjam uang kepada sahabatnya sejak zaman pergerakan, salah satunya Agoes Moesin Dasaad.
Baca Juga : Kebakaran Rumah Dua Lantai di Kota Bogor Diduga Akibat Kembang Api Malam Tahun Baru
“Sebagai presiden, Bung Karno adalah presiden yang paling miskin di dunia ini. Ia tidak punya tanah, tidak punya rumah, apalagi logam-logam mulia seperti yang digembar-gemborkan orang selama ini,” ungkapnya.
Sementara itu, sejarawan Indonesia, Ong Hok Ham, juga membantah rumor segunung harta Sukarno. Melalui tulisan Kuasa dan Negara (1983), Ong memberi fakta sejarah sesungguhnya.
Menurut Ong, tak mungkin akan ada seorang mewarisi harta dari kerajaan kuno. Apalagi mewariskan batangan emas. Masalahnya, harta kerajaan kuno tidak sebesar yang dibayangkan. Apalagi saat itu, Mataram Islam disebut masih punya utang kepada VOC.
Selain itu, Ong menyebut kalau kisah harta Soekarno sebenarnya bisa dipatahkan dengan argumen sederhana: jika punya emas, seharusnya Soekarno tidak melarat hingga akhir hayatnya. Ini artinya cerita harta karun emas batangan presiden pertama Indonesia yang selama ini dipercaya tidak benar.