Rekam24.com, Bogor – Kabar duka datang dari Kota Bogor. Mahfud, pengatur lalu lintas yang dikenal luas karena gaya unik dan aksi jogetnya saat bertugas di jalanan, telah berpulang pada Jumat, 17 Mei 2025. Ia meninggal dunia pada usia 53 tahun akibat komplikasi penyakit lambung kronis yang memperparah kondisi paru-parunya.
Sang istri, Ayati, mengenang sosok Mahfud sebagai pribadi humoris dan penuh semangat, bahkan saat tengah sakit.
“Biasanya bapak berobat di RSUD Kota Bogor. Udah tiga minggu bapak nggak enak badan. Baru sekali rawat jalan, besoknya bapak udah nggak ada,” ujar Ayati saat ditemui di kediamannya.
Baca Juga : Mahfud MD Kenang Ditawari Jadi Menkopolhukam Hingga Komisaris Oleh Luhut
Ayati mengungkapkan, sebelum wafat Mahfud sempat dirawat di rumah sakit karena paru-parunya terendam cairan. Setelah sempat membaik dan dipulangkan, kondisinya kembali menurun hingga harus kembali ke rumah sakit.
“Jalan juga harus dituntun. Jadi ibu pikir di kursi roda aja biar gampang. Sekitar jam 9 pagi itu, bapak pengen berjemur. Kita sama anak angkat bantuin ke kursi roda. Nggak lama, bapak muntah hebat, seperti ditarik nyawanya… Setelah itu bapak sudah nggak ada,” kenangnya haru.
Mahfud dikenal publik berkat gaya nyentriknya saat mengatur lalu lintas, seringkali menyelipkan gerakan tari yang menghibur pengguna jalan. Namun, di balik aksinya yang viral, kehidupan Mahfud jauh dari kata mudah.
“Dari kecil bapak hidup di jalan, di pasar, karena nggak sekolah. Tapi alhamdulillah bisa nyekolahin empat anak. Anak ada yang sudah berkeluarga, ada juga yang belum bekerja,” ujar Ayati.
Meski berlatar pendidikan dasar yang tidak selesai, Mahfud tetap membuktikan bahwa kerja keras dan sikap positif bisa membuka jalan rezeki.
“Bapak bilang, dia cuma bisa menghibur orang. Dari situ malah jadi bawa banyak rezeki,” tambahnya.
Ayati bercerita bahwa dulu ia tidak tahu bagaimana suaminya bertugas di jalan.
“Dulu ibu nggak tahu, cuma pernah wartawan datang ke rumah nunjukin video bapak kalau lagi tugas suka joget-joget,” katanya sambil tersenyum kecil.
Mahfud mulai bertugas sebagai pengatur lalu lintas sekitar tahun 2000 dan sempat ditempatkan di berbagai titik, mulai dari Jalan Narkoba, Warung Jambu, sekitar Hotel Salak, hingga terakhir di kawasan Sancang.
Kini, kepergian Mahfud meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat yang mengenalnya.
“Rumah sekarang sepi. Bapak emang nggak bisa diem, selalu ada aja kelakuannya yang lucu, bahkan waktu sakit juga masih sempat bercanda,” tutup Ayati.