Rekam24.com, Bogor – Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, meresmikan sarana Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) di Perumahan Mutiara Bogor Raya, Katulampa Bogor Sabtu 26 April 2025.
Dalam acara tersebut, Dedie menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai stakeholder dalam menangani persoalan sampah di Kota Bogor.
“Ini bagian dari semangat Kota Bogor dalam rangka penanganan sampah yang dikelola langsung oleh warga melalui TPS 3R,” kata Dedie dalam sambutannya.
Baca Juga : Pimpin Apel Siaga Bencana, Dedie Rachim Pastikan BPBD Siap Hadapi Cuaca Ekstrim
Ia menegaskan, pengelolaan sampah tidak bisa sepenuhnya dibebankan kepada pemerintah daerah saja, melainkan membutuhkan kontribusi aktif dari masyarakat.
Lebih lanjut, Dedie menyampaikan perlunya pengembangan instalasi pengolahan sampah modern seperti RDF Plant (Refuse Derived Fuel) yang dapat mengubah sampah menjadi energi alternatif pengganti batu bara.
“Dengan jumlah sampah Kota Bogor mencapai 800 ton per hari, kita harus mencari solusi modern. Saat ini baru sekitar 20 persen yang bisa ditekan, namun ke depan, kita berharap pengolahannya bisa lebih maksimal,” tambahnya.
Baca Juga : Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim Imbau Warga Waspada Cuaca Ekstrem Hingga 12 Maret
Dedie juga mengingatkan pentingnya mempertahankan penghargaan Adipura sebagai simbol keberhasilan pengelolaan lingkungan. Ia mengapresiasi berbagai program yang sudah berjalan, seperti Bogorku Bersih, RT Bebas Sampah, Basiba, Bank Sampah, serta partisipasi dari media dan lembaga swadaya masyarakat.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua TPST 3R, Bandung Sahari, menjelaskan bahwa revitalisasi TPST Mutiara Bogor Raya bukan hanya untuk mengembalikan fungsi-fungsi pengolahan sampah, tapi juga untuk menjadi pusat pembelajaran konsep ekonomi sirkular.
“Yang pertama kita akan mengembalikan fungsi-fungsi TPST yang dulu ada. Revitalisasi ini memasang kembali perangkat-perangkat seperti magot, ayam, lele, hingga menghasilkan kompos dan roster,” ujar Bandung Sahari.
Baca Juga : Kompak Soal Studytour, KDM dan Dedie Rachim Ikut SE Gubernur Jabar
Ia mengungkapkan, TPST3SR tersebut mengelola sampah dari lebih dari 900 kepala keluarga, dengan total 1,7 ton sampah per hari, di mana 50 persen di antaranya merupakan sampah organik.
“Kita berkomitmen menyelesaikan sampah dalam satu hari. Jadi di sini tidak ada bau sampah, tidak ada sampah yang menumpuk. Ini menunjukkan keberhasilan dalam pengelolaan sampah,” tambahnya.
Menurut Bandung, melalui pengelolaan sampah yang baik, TPST berhasil mengurangi volume residu dari 14 truk menjadi hanya 4-5 truk per bulan. Sampah residu yang sulit diolah seperti popok dan pembalut dikembalikan ke pemerintah.
Lebih dari itu, TPST3SR kini juga dikelola dalam bentuk koperasi agar mampu mengembangkan unit usaha berbasis pengelolaan sampah.
“Kita menghasilkan produk seperti roster dari plastik daur ulang, telur dari ayam yang diberi pakan fermentasi sampah organik, magot untuk pakan ikan, hingga kompos untuk tanaman. Ini membuktikan bahwa dari sampah bisa muncul nilai ekonomi yang nyata,” jelas Bandung.
Dengan semangat gotong royong, kolaborasi warga, dan inovasi teknologi, Dedie A. Rachim berharap program seperti ini bisa direplikasi di berbagai wilayah lain di Kota Bogor.
“Ayo kita tularkan semangat ini ke wilayah lain. Kalau semua masyarakat berpartisipasi, kita bisa menekan volume sampah lebih dari 20%, mungkin sampai 30% atau lebih,” pungkas Dedie.