Rekam24.com – Belum dibayarkannya para pekerja Pembangunan Jembatan Warung Pala, Muarasari Bogor, akhirnya sampai ketelinga Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor Rena Da Frina.
Menurut Perempuan yang kerap disapa Rena mengakui kontraktor pelaksana jembatan yang berlokasi di Kelurahan Muarasari, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, mengalami keterlambatan pembayaran upah pekerja.
“(Memang ini masalah) internal sebenarnya, ada yang bilang gak dibayar, telat bayar upah, saya sudah beberapa kali mengingatkan hal-hal yang seperti itu jangan lagi sampai terjadi,” kata Rena kepada wartawan, Senin (29/05/23).
Permasalahan ini, kata dia, pada pengerjaan Jembatan Warung Pala merupakan masalah internal perusahaan, sehingga dalam hal ini Dinas PUPR Kota Bogor tidak mau ikut campur terlalu jauh.
Dalam kesempatan ini, Rena mengaku sudah beberapa kali mengingatkan kepada kontraktor hal-hal yang seperti ini jangan sampai terjadi lagi.
“Nanti tolong diberesin, saya gak mau terlalu ikut terlalu jauh tetapi yang jelas saya bilang bagaimana defiasi positif, jangan isu-isu seperti ini dibiarkan,” imbuh dia.
“Karena yang paling saya wanti-wanti dari awal pekerjaan adalah jangan sampai keringat orang sudah kering tapi belum dibayar. Itu namanya menzolimi,” ucap dia.
Selain mengalami keterlambatan pembayaran upah, pekerjaan jembatan juga mengalami deviasi negatif.
“Mau gak mau kita setiap hari harus pantau juga (seperti Jembatan Otista), tapi ketika itu bisa membantu untuk menambah tingkat positif ya kita akan lakukan,” papar dia.
Rena meminta agar pelaksana proyek benar-benar melakukan pekerjaan pembangunan jembatan dengan baik, sesuai dengan kurva S dengan jadwal.
Saat ditanya kendala yang dihadapi pelaksana, Rena menegaskan sebenarnya tidak ada masalah apalagi sejumlah material kebutuhan pembangunan seperti besi dan sebagainya sudah masuk.
“Tinggal pekerjaanya saja, ada penggantian pekerja mungkin gak sesuai dengan perjanjian standar mereka, target (pengerjaan) empat bulan atau September,” ucap dia.
Sebelumnya, Pembangunan Jembatan Warung Pala, Kelurahan Muarasari, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor Jawa Barat, menjadi pertanyaan bagi masyarakat, dengan adanya keterlambatan pembayaran pekerja dan setingan ketika kedatangan Walikota Bogor Bima Arya.
Sementara itu, salah satu tokoh masyarakat, Ratno Tanjung mengatakan, dengan pembangunan proyek jembatan warung pala, ini memang info yang berkembang banyak pekerja yang yang belum dibayar dan berhenti.
“Banyak laporan seperti ini, dan kontraktornya juga tidak ada koordinasi untuk pembangunan itu, dan saya juga tidak dekat dengan proyek pembangunan tersebut,” kata dia.
Menurutnya, warga sekitar sempat bekerja sebanyak 5 orang, terutama ketika akan adanya Walikota Bogor untuk meninjau pembangunan jembatan yang sudah berjalan.
“Waktu itu, belum lama ini, memang akan ada kunjungan kerja Walikota Bogor, lantaran pekerja ada yang pulang, lalu warga bekerja agar terlihat bahwa jembatan sedang aktifitas dan itu untuk mengelabuinya,” jelas ketua RW 06.
Selama pekerjaan ini berjalan, dirinya bersama pengurus lain tidak mau ikut campur, tetapi euforia dilingkungan sempat terdengar dan ada sebagian pengurus RT juga yang laporan.
“Pegawai proyek itu ada yang kos di rumah mantan ketua RT, dan isu itu benar adanya, dan saya tidak menutupi, pesan saya ini, ini jembatan dibangunan karena bencana, dan untuk aktifitas masyarakat juga,” imbuh dia.
“Jangan sampai ketika sudah beres, jembatan ini, tidak layak digunakan, karena jembatan ini, bisa dilintasi oleh roda dua dan mobil juga,” tutup dia. (Adm/Apiw).