Rekam24.com – Untuk mengakomodir tingginya pengguna kereta rel listrik (KRL) lintas Jabodetabek, penajalan commuter line saat ini mencapai 1.048 perjalanan perhari.
Pada jam jam sibuk atau jam padat kondisi commuter line sering kali berdesak-desakan.
Public Relations Manager KAI Commuter Indonesia (KCI), Leza Arlan mengatakan perjalanan commuter line sebanyak 1.048 per hari dengan headway peak hour di lintas Bogor per lima menit sekali dan terdapat feeder dari Stasiun Manggarai menuju Depok-Bogor.
Baca Juga : Pasca Pemecatamn STY, PSSI Jadi Trending Dengan 2,1 Tweet
Selain itu disediakan juga Feeder dari Stasiun Manggarai ke Bekasi/Cikarang atau Kampungbandan.
“Pengguna dapat memantau kepadatan stasiun dengan aplikasi C-Access, sehingga dapat memilih jadwal keberangkatan. Persebaran pengguna pada peak hour adalah dalam waktu bersamaan pada pagi hari mulai pukul 5.00 s.d. 8.30 sedangkan sore mulai pukul 15.00 sd. 19.00 WIB,” katanya.
Ia menambahkan peningkatan lainnya saat ini terdapat water station, commuter shelter bike, pin ibu hamil, toilet dan layanan disabilitas, layanan lost and found, kemudahan transaksi pembelian tiket dan lain-lain.
Baca Juga : Hari Ini Kasus Penusukan Siswi SMK Di Bogor Genap 6 Tahun, Pelaku Belum Juga Diketahui
Sebelumnya diberitakan Balada Kommuter Bogor – Jakarta, Rela Desak-desakan Untuk Menjemput Rupiah
Kommuter atau penglaju Kereta Rel Listrik (KRL) Commuterline Jabodetabek lintas Bogor – Jakarta setiap hari harus berdesak-desakan untuk bisa menikmati layanan angkutan massal berbasis rel.
Meski tidak nyaman, namun demi menjemput rupiah hal itu tetap dilakukan.
Baca Juga : Balada Kommuter Bogor – Jakarta, Rela Desak-desakan Untuk Menjemput Rupiah
Bekerja di Jakarta dan tinggal di Bogor menjadi pilihan untuk menekan biaya sehari-hari.
Dari harga tempat tinggal, sandang pangan dan papan Bogor masih lebih terjangkau dibanding di wilayah Jakarta.
Tak hanya itu suasana Bogor pun dirasa lebih worth it.
Baca Juga : Endah Dorong Ketersediaan Ruang Rawat Inap
Waktu menunjukan pukul 17.30 WIB, Selasa (7/1/2025) di Stasiun Pasar Minggu
Barisan kommuter telah mengantri di atas peron dibelakang yellow line.
Terdengar suara anouncer memperingatkan calon penumpang untuk tidak tidak berdiri melewati yelow line karena kereta akan segera tiba.
Belum saja ban besi kereta berhenti para penumpang tengah sibuk mencari posisi terbaik untuk masuk ke dalam kereta.
Namun tetap saja dimana pun posisinya kondisi gerbong sudah penuh sesak.
Seorang perempuan berbaju merah muda pun memaksa masuk.
Beruntung penumpang di dalam kereta mau berbaik hati memberi sedikit celah.
Saat masinis mengingatkan pintu kereta akan ditutup, penumpang itu pun bisa lolos masuk ke dalam gerbon.
Balada commuter line penuh sesak jauh dari kata nyaman itu pun sering dialami penumpang saat jam sibuk seperti pagi dan sore hari bahkan hingga malam
Seorang Commuter asal Kota Bogor Nitata oktafianti juga mengalami hal yang sama.
Kepada Rekam24.com Ia berbagi pengalamanya setiap hari bekerja di Jakarta menggunakan KRL.
“Iya memang begitu setiap naek kereta rame, tapi kl pagi gak sepadat sore pas jam pulang kerja. Karena aku paginya itu subuh jam 5 sudah naik,” ujarnya
Karena lanjut Nita telah sedikit saja dirinya sampai di Stasiun Bogor maka kereta sudah penuh sesak.
“Padetnya itu pukul 6, tiap hari, kalau sore jam 4 sore sampai jam 8 malam karena aku juga sering aga larut pulang, msh padet itu dan benar-benae padet banget,” ucapnya.
Tak hanya itu jam kedatangan kereta pun berkisar antara lima hingga 10 menit setelah keberangkatan.
Ia pun berharap agar ada manajemen dan sistem yang baik agar alur kereta tetap aman namun nyaman untuk pengguna tidak penuh sesak dan padat.