Pemain “Qorin 2” Sambangi Bogor, Targetkan Edukasi soal Bullying Lewat Horor Slasher yang Lebih Sadis

Film “Qorin 2” resmi tayang hari ini dan langsung disambut antusias melalui agenda cinema visit di Bogor Square dan Jambu 2 XXI

Rekam24.com, Bogor – Film “Qorin 2” resmi tayang hari ini dan langsung disambut antusias melalui agenda cinema visit di Bogor Square dan Jambu 2 XXI. Para pemain termasuk Muzakki Ramadhan, Wavi Zihan,  hadir menyapa penonton pada hari pertama penayangan.

Aktor Muzakki Ramadhan menyampaikan semangatnya bertemu penonton.

“Hari ini kita mau cinema visit karena ini hari pertama tayang film Qorin 2. Jadi kita mau cinema visit ke Bogor Square dan Jambu 2 XXI,” katanya.

Baca Juga : Begini Kronologis Satu Debt Collector Tewas Dikeroyok OTK di Kalibata

Muzakki menjelaskan bahwa Qorin 2 tidak hanya menawarkan ketegangan horor, tetapi juga sarat isu sosial.

“Selain isu bullying yang diangkat di film ini, manusia itu bisa lebih menyeramkan dan sadis daripada hantu,” ujarnya.

Cerita Qorin 2 berfokus pada Pak Makmur dan anaknya Jaya, yang menjadi korban perundungan hingga mendorong sang ayah mengambil tindakan ekstrem. Melalui sudut pandang Ibu Fitri—diperankan Wavi Zihan—film ini menggambarkan perjuangan seorang guru BP yang terhimpit tekanan moral, profesional, dan keluarga.

Baca Juga : Breaking News : Bentrok Maut di Kalibata, Satu Debt Collector Tewas Dikeroyok OTK

Wavi menggambarkan dilema berat karakternya.

“Hambatannya terlalu banyak. Sebagai guru BP aku harus adil, tapi di sekolah itu juga ada adik aku sendiri. Itu membuat Ibu Fitri serba salah,” tuturnya.

Ia juga menjelaskan karakter adiknya, Rizal, yang diperankan Muzakki.

Baca Juga : Dua ASN Disdik Bogor Terancam Dipecat Usai Terseret Kasus Perselingkuhan

“Rizal itu remaja yang lagi nyari jati diri, tapi kesepian dan akhirnya ikut-ikutan jadi perundung,” ujar Wavi.

Keduanya mengaku chemistry terbangun cepat sejak hari pertama reading.

“Kami punya acting coach dengan metode luar biasa, jadi bonding-nya langsung dapet,” kata Muzakki.

Proses syuting berlangsung di Ciwidey selama satu bulan, menghadirkan suasana dingin ekstrem sebagai tantangan tambahan.

Baca Juga : SPPG & BGN Respons Cepat Insiden Mobil MBG Tabrak Siswa SDN di Cilincing 

Menurut Wavi, Skala produksinya jauh lebih besar, dan horornya slasher—darah-darahan, sadis, dan seperti mengajak penonton naik rollercoaster.

Ketika ditanya mengenai target penonton, Wavi menyampaikan bahwa harapannya lebih dari sekadar capaian angka.

“Jujur kalau ngomongin nominal aku berserah aja, tapi harapan aku film ini benar-benar bisa diterima di banyak hati masyarakat. Yang penting penonton bisa bawa pulang isi dari film ini, terutama soal isu bullying,” ujarnya.

Baca Juga : Rekaman CCTV: Detik-Detik Mobil MBG Tabrak Puluhan Siswa SD di Cilincing

Ia menekankan bahwa bullying adalah masalah yang sering terjadi namun minim perhatian.

“Isu bullying itu sebenarnya terjadi di mana-mana, tapi sulit ditrack karena butuh keberanian kolektif untuk membasmi. Semoga setelah nonton, teman-teman bisa refleksi dan lebih berani speak up,” tambahnya.

Untuk usia penonton, film ini ditujukan 17 tahun ke atas.

Namun Wavi mengatakan penyebaran informasi dari mulut ke mulut tetap menjadi harapannya.

“Yang paling bisa aku jangkau dulu keluarga dan teman-temannya mamaku. Word of mouth itu kredibilitasnya lebih kuat. Aku pengen mereka nonton,” ujarnya.

Ia juga berharap dukungan media dan sosial media dapat membantu menjangkau lebih banyak penonton.

“Paling penting semua tahu bahwa hari ini filmnya sudah tayang. Nikmati Qorin 2 dan nantikan tahap-tahap berikutnya,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *