Rekam24.com, Bogor – Komisi IV DPRD Kota Bogor melakukan kunjungan kerja ke SMP Bosowa Bina iNSANI sebagai respons terhadap kejadian luar biasa (KLB) dugaan keracunan makanan bergizi gratis (MBG) yang dialami oleh puluhan siswa. Kunjungan ini juga melibatkan Dinas Pendidikan, BPOM, dan Dinas Kesehatan guna melakukan pengawasan bersama terhadap jalannya program MBG yang digagas pemerintah.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Bogor, Rezky Kartika, menyatakan bahwa kunjungan ini merupakan bagian dari fungsi pengawasan DPRD terhadap pelaksanaan program pemerintah.
“Hari ini kami Komisi IV tentunya berkunjung ke SMP Bosowa, salah satu sekolah yang mendapatkan program makan bergizi gratis dari pemerintah. Kami ingin mengetahui secara langsung apa yang sebenarnya terjadi karena ini sudah menjadi perhatian publik dan masuk ke media,” ujar Rezky saat ditemui usai kunjungan, Kamis (8/5).
Rezky menegaskan bahwa pihaknya mendukung penuh program MBG, namun tetap mengharapkan adanya evaluasi dan perbaikan serius, mengingat kasus ini menyangkut keselamatan nyawa anak-anak.
“Kami menemukan beberapa hal yang tidak sesuai dengan SOP. Pertama, lantai yang kurang bersih, lalu tempat sampah berada dekat dengan makanan, serta keberadaan lalat yang hinggap ke makanan. Ini sangat mengkhawatirkan,” jelasnya.
“Kami juga melihat meja yang digunakan masih berbahan kayu, padahal seharusnya stainless steel agar lebih higienis. Mobil pengantar makanan pun masih menggunakan bahan kayu. Ini menjadi masukan penting agar kualitas pengemasan dan distribusi makanan bisa lebih baik ke depannya,” tambahnya.
Baca Juga : SMA Bosowa Bina Insani Rayakan Kelulusan Siswa di SNBP dan IUP 2025
Sementara itu, Anggota Komisi IV DPRD Kota Bogor, Endah Purwanti, menegaskan bahwa pihaknya tetap memberikan dukungan penuh terhadap program MBG, namun dengan catatan adanya perbaikan dan kesiapan SOP saat terjadi kejadian luar biasa.
“Kami semua di sini hadir untuk mendukung program pemerintah. Tidak ada satu pun dari kami yang tidak mendukung MBG. Namun, kami juga ingin memastikan SOP diterapkan dengan baik ketika terjadi hal-hal seperti ini,” ujar Endah.
Ia menambahkan bahwa saat ini proses pemeriksaan sampel makanan masih berlangsung dan diharapkan hasilnya keluar pada Minggu mendatang.
Baca Juga : Diduga Keracunan, Puluhan Siswa Bosowa Bina Insani Bogor Tumbang
“Dari laporan yang masuk, sudah ada 42 laporan tahap pertama, dan hari ini pun masih ada laporan tambahan. Artinya, dugaan korban lebih dari 10 persen, sehingga ini masuk kategori KLB,” jelasnya.
Endah juga berharap pihak yayasan dapat menunjukkan empati, termasuk dengan menyampaikan permintaan maaf secara terbuka, serta memperbaiki proses produksi dan pengiriman makanan ke depan.
“Kami ingin semua anak di Kota Bogor mendapatkan makanan yang layak dan aman, maksimal dikonsumsi dalam waktu 9 jam setelah diproduksi. Ini harus kita pastikan,” tutupnya.